Senin, Desember 01, 2008

Penampilan para penipu dan badut

oleh : Rusdi Mathari


TAHUN lalu di sebuah kota Jawa Timur, sebuah poster yang ditempel pada sebidang papan secara mencolok diletakkan di tepi jalan. Gambarnya seorang petinggi setempat dan di bawahnya tertulis ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Ini iklan yang lazim sebetulnya, andai ditujukan hanya untuk itu: mengucapkan selamat hari raya. Namun siapa yang mengenal sosok dan wajah si pejabat dan apa pentingnya dia mencetak besar-besar gambar wajahnya pada sebuah poster? Kecuali para bawahannya yang menjadi anak buahnya di kota itu dan sebagian pejabat pemerintahnya, warga kota nyaris tidak pernah mengenalnya.

Ini yang kemudian terbukti: Si pejabat daerah itu rupanya berkeinginan mencalonkan diri sebagai wali kota dalam pemilihan kepada daerah di kota itu. Poster tadi karena itu, kemudian tak harus dibaca sebagai sebuah keinginan untuk benar-benar mengucapkan selamat hari raya, melainkan hanya sebuah pamrih. Dia bermaksud untuk dikenal. Untuk populer.Lalu menjelang Pemilu 2009 semakin banyak orang dan banyak kelompok yang kemudian berperilaku seperti pejabat di sebuah kota di Jawa Timur itu. Mereka berlomba-lomba memasang tampang, membayar ratusan juta bahkan ratusan miliar rupiah kepada biro iklan dan lembaga survei, untuk memoles laku agar tampak berpihak kepada rakyat. Senyum kemudian menjadi peraturan dan kata-kata menjadi barang dagangan. "Hidup adalah perbuatan," "Bangkitlah bangsaku," atau kata-kata semacam itu, dan sebagainya, kemudian menjadi terdengar seolah mengemis. Meminta-minta untuk diperhatikan.

Mulai pekan depan, orang-orang dengan kata-kata heroik semacam itu niscaya akan hampir setiap hari muncul di televisi, di media elektronik dan cetak dan sebagainya, seolah teror yang menyelinap ke ruang keluarga. Orang-orang yang sebetulnya tidak pernah dikenal sebelumnya karena memang bukan siapa-siapa— yang berseru tentang kebajikan dan menjanjikan sebuah harapan. Sebagian besar dari mereka adalah wajah lama yang sejak zaman Soeharto berkuasa sudah kenyang dengan fasilitas. Mereka menebar senyum, memeluk anak-anak, merangkul kaum renta, mengelus para duafa sembari menjanjikan perubahan seolah merekalah perubahan itu sendiri.

Tak semua orang tentu paham dengan maksud penampilan para "tokoh" itu. Sebagian yang lain hanya tahu, penampilan orang-orang itu di depan publik telah menghabiskan dana ratusan juta rupiah, atau ratusan miliar rupiah. Biro iklan, lembaga-lembaga survei, dan tentu saja media, menangguk untung tak sedikit karena reklame para "tokoh" itu dan kelak juga ketika musim kampanye pemilu tiba. Namun untuk apa dan untuk siapa mereka tampil di layar televisi dan media, selain untuk kepentingan diri mereka sendiri dan juga kelompoknya?

Tak Ada Makan Siang Gratis
Mungkin adalah benar dalil yang akan disampaikan oleh mereka, bahwa penampilan mereka semata hanya untuk rakyat, demi kemaslahatan umat, agar rakyat sadar akan hak-haknya, karena suara nurani dan sebagainya. Namun semua alibi itu, betapa pun bagus dan dibungkus dengan jujur akan tetapi sangatlah mustahil untuk tidak menghubungkannya dengan tujuan politik populis dan kepentingan mereka. Bukankah memang tak ada makan siang yang gratis? Karena kalaupun benar tujuannya untuk kepentingan orang banyak dan demi nurani, lalu tidakkah akan lebih berguna ongkos pembuatan iklan yang ratusan miliar itu diberikan kepada publik— tak perlu diberikan percuma melainkan cukup dalam bentuk pinjaman— yang antara lain bisa digunakan untuk usaha?Maka pada dasarnya, orang-orang itu sebetulnya adalah para pesohor yang berharap diri mereka dikenal sebagai "tokoh" yang berpihak kepada rakyat, sebagai "penggerak hati nurani," dan "pengayom orang papa." Semakin sering tampil di media, mereka berharap bisa kembali modal terutama di bilik suara, rakyat kelak akan mengingat wajah mereka. Selembar wajah yang telah pernah memberikan senyum dan memeluk kaum tak berdaya di televisi, di media cetak dan di baliho-baliho— meskipun wajah dan perilaku mereka sebetulnya lebih mirip badut, mungkin juga penipu.

Dulu Soeharto dengan jitu menerjemahkan hal itu dan selalu tampil dengan senyum yang teduh tapi juga sembari diam-diam pemerintahannya mengepalkan tangan menindas dan meludahi rakyat. Dan kini di era reformasi, jejak Soeharto terus diikuti dengan bingkai demokrasi. Di iklan yang menghabiskan ongkos ratusan miliar itu dengan senyum dan laku yang dibuat seolah sebagai pengayom, mereka para "tokoh" itu sebetulnya hanya hendak menelikung kepentingan, agar rakyat tidak bisa membedakan antara seorang badut dengan seorang penipu.

Celakanya dalam setahun ke depan hingga habis masa Pemilu 2009, penampilan para penipu dan badut itu akan semakin kerap menyinggahi ruang publik, melalui siaran televisi dan radio, dicetak di koran, majalah, spanduk dan baliho lalu menyelinap seolah teror ke ruang keluarga, di banyak rumah warga Indonesia.

Senin, Agustus 11, 2008

HOUSE OF SAMPOERNA

Saksi Sukses Perusahaan Rokok Sampoerna


Berdiri di atas tanah seluas lebih dari 1 hektare, bangunan yang sudah ada sejak tahun 1858 yang terletak di daerah Kebalen awalnya merupakan rumah yatim piatu pada jaman penjajahan Belanda. Pada bangunan inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya sebuah perusahaan rokok besar yang ternama SAMPOERNA yang sampai saat ini sebagian proses produksi rokok SAMPOERNA juga masih dilakukan di sini disamping dua lokal pabrik lainnya yang terletak di daerah Rungkut-Surabaya dan di Kabupaten Pasuruan.

Perusahaan rokok SAMPOERNA didirikan oleh pendiri pertama yang bernama Liem Seeng Tee yang sejak usia 11 tahun meninggalkan keluarga angkatnya di Bojonegoro. Kemudian anak yatim piatu ini bekerja dengan berjualan di atas kereta api. Menjalani hidup dengan menggelandang ia menjajakan makanan yang dibawa dengan sarungnya kepada penumpang kereta api kelas bawah dalam perjalanan antara Jakarta dan Surabaya.
Liem Seeng Tee muda melewatkan waktu 18 bulan melompat keluar masuk ke dalam gerbong-gerbong kereta api yang sedang berjalan di malam buta, dengan seluruh barang dagangan miliknya yang terikat pada punggungnya dalam lapik kanvas untuk tidur. Ketika tabungannya telah cukup untuk membeli sepeda bekas, ia memulai usaha baru dengan menjajakan arang di jalanan kota Surabaya.
Setelah lelah berjualan arang, kemudian Liem Seeng Tee mendirikan warung untuk berjualan beberapa hasil bumi seperti kacang tanah, kacang hijau, berbagai buah-buahan dan beberapa barang dagangan lainnya.

Melalui proses coba-coba kemudian Liem Seeng Tee mencoba membuat rokok sekitar tahun 1913 yang kemudian berkembang menjadi perusahaan rokok pada tahun 1930.

Untuk mengabadikan perjalan hidup dalam menjalankan usahanya, maka perusahaan rokok SAMPOERNA membangun sebuah museum yang didalamnya terdapat barang-barang berharga milik keluarga besar pendiri perusahaan rokok SAMPOERNA, puluhan lukisan dan foto bersejarah dan barang-barang lain yang berkaitan langsung dengan kehidupan usaha perusahaan ini.

Di dekat museum juga berdiri café yang menyediakan makanan dan minuman serta pernak-pernik yang berkaitan langsung dengan rokok SAMPOERNA.
Museum ini dibuka untuk umum dan buka sampai dengan pukul 22.00 WIB dan disediakan pula pemandu untuk menyertai kunjungan kita dan menerangkan segala sesuatunya dengan baik dan ramah.

Selasa, Juli 29, 2008

Golput juga sebuah pilihan

Pemilihan Umum Kepala daerah Jawa Timur yang memilih bakal calon Gubernur Jawa Timur telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2008 dengan hasil sementara menurut penghitungan cepat [quick count] tidak ada pasangan calon yang mencapai perolehan suara 30% yang mengindikasikan akan diadakannya putaran kedua Pilgub Jatim dengan menunggu pengumuman resmi KPUD jatim pada awal bulan Agustus 2008.

Hasil Pilkada yang patut memperoleh perhatian ketika dari hasil penghitungan sementara diperoleh jumlah masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya sangat banyak ditemukan dalam Pilkada kali ini. Hal ini antara lain banyaknya pemilih yang belum menerima kartu pemilih akibat terlambatnya kinerja KPUD dan beberapa alasan lain yang membuat mereka tidak menggunakan hak pilihnya.

Ternyata, fenomena golput kembali muncul dalam Pilkada kali ini. Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah selama ini merupakan salah satu penyebab timbulnya golput pada masyarakat pemilih.
Janji-janji pada kampanye-kampanye terdahulu banyak yang tidak ter-realisasi dan hanya janji tanpa adanya bukti hingga saat ini. Jumlah masyarakat yang golput pada Pilkada 2008 paling banyak terdapat di Kabupaten Sidoarjo terutama di wilayah Kecamatan Porong dan Kecamatan Jabon yang merupakan daerah yang terkena bencana luapan lumpur Lapindo. Golput merupakan bentuk kekecewaan mereka karena masalah mereka tidak kunjung terselesaikan.

Sebenarnya untuk mengurangi jumlah masyarakat Golput pada Pemilu maupun Pilkada sangat mudah. Yaitu dengan menunjukkan kinerja yang sungguh-sungguh membela kepentingan rakyat. Menciptakan kehidupan birokrasi yang bersih dan bersahaja dengan suasana politik yang dinamis tanpa intrik curang dan korupsi yang menjengkelkan.

Menumbuhkan kepercayaan masyarakat yang sudah sekian lama menjadi korban kepentingan politik adalah tugas kita bersama. Bagaimana meyakinkan mereka? Semoga hukum dapat ditegakkan...

Jumat, Juni 20, 2008

Pekalongan [memang] Kota Batik

Kota Batik di Pekalongan
Bukan Jogja bukan Solo

[SBY (Sosial Betawi Yoi), by SLANK]


Potongan lirik lagu dari SLANK di atas ternyata telah menjawab pertanyaan saya tentang Pekalongan yang dikenal dengan sebutan Kota Batik. Sebagai kota yang dikenal memproduksi banyak batik, maka produk batik-nya tersebar ke seluruh daerah bahkan sampai Jogja dan Solo.

Terbukti ketika saya berada di Jogja awal minggu ini, saya menemukan batik-batik Pekalongan banyak dijual di Pasar Bringharjo. Setiap saya melihat label merek ternyata kebanyakan batik yang dijual adalah produksi Pekalongan.

Hal ini juga terjadi ketika saya berada di pasar Klewer Solo yang juga banyak pedagang batik berjualan di sana. Ternyata saya juga menemukan banyak batik yang produksi Pekalongan dijual di pasar Klewer. Meskipun di Solo ada kampung Laweyan yang terkenal dengan kampung batik.

Meskipun secara budaya dan historis Jogja dan Solo juga memiliki kekayaan luhur batiknya, akan tetapi ternyata batik Pekalongan lebih 'menguasai' pasar. Hal ini menggambarkan bahwa industri batik Pekalongan masih eksis meskipun ada indikasi penurunan jumlah produsen batik di sana.

Menurut Sutrisno Bachir [Ketua Umum PAN] dalam sebuah kesempatan menyatakan, banyak produsen batik Pekalongan yang terpaksa tutup bukan karena mereka kekurangan modal atau kesulitan bahan produksi. Mereka terpaksa berhenti berproduksi hanya karena sudah tidak ada lagi yang mau meneruskan usaha batik tersebut.

Banyak pengusaha batik Pekalongan yang menyekolahkan anak-anak mereka ke luar kota bahkan sampai ke luar negeri. Ternyata setelah mereka selesai sekolah banyak dari mereka yang tidak mau meneruskan usaha orangtuanya dan memilih bekerja di bidang lain di luar daerah.

Semoga batik bisa tetap menjadi identitas bangsa Indonesia. Sebuah warisan luhur budaya yang harus dijaga dan dipelihara.

Kamis, Juni 19, 2008

Seminar di Jogja

Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku
Bersahabat
Penuh selaksa makna

[Yogyakarta, by KLA Project]


Sepotong bait lagu milik KLA Project sangat pantas untuk bisa melukiskan Jogja. Lima tahun yang lalu dan sekarang tidak jauh berbeda. Seorang penarik becak di Jogja sampai berkata pada saya, "Jogja dulu dan sekarang ya sama saja mas, cuma sekarang lebih banyak mobil. Macet...".

Suasana dan keramahan yang saya dapati ketika berada di Jogja memang tidak berubah. Tugas dari kantor mengharuskan saya datang pada seminar di sebuah PTN di Jogja. Sebuah kesempatan yang sayang kalau disia-siakan.

Berbekal e-mail balasan dari mas Butet [terima kasih mas Butet atas info Malioboro dan sekitarnya], saya kembali 'memberanikan diri' datang ke Jogja.

Dengan KA Sancaka Minggu pagi dari Surabaya, jam 12.40 saya sudah sampai di Stasiun Tugu dan langsung menuju penginapan di Jl. Dagen di seputaran Malioboro yang terkenal banyak hotel budget-nya.

Setelah check-in dan makan siang di depan penginapan saya langsung menuju Pasar Bringharjo. Sesuai dengan petunjuk mas Butet, kalau di Pasar Bringharjo yang ada adalah Gado-gado dan Ratengan di lantai 2.

Mungkin karena sudah terlalu sore, karena sebelum saya ke lantai 2 saya sibuk memilih-milih dan membeli beberapa potong batik buat oleh-oleh saya nggak berhasil menemukan Gado-gado dan Ratengan. Saya lupa kalau mas Butet juga merekomendasikan Soto Pithes di lantai 1 Pasar Bringharjo dan saya baru ingat waktu buka catatan sepulang dari seminar hari Senin.

Di depan toko Makmur Jaya saya juga tidak menemukan ibu penjual ayam panggang Klaten. Yang ada di sana cuma penjual Es Dawet dan Es Campur yang dikerubuti banyak orang.

Malam harinya saya berjalan ke arah Pasar Bringharjo dan menemukan penjual Onde-onde seperti yang dibilang mas Butet. Per bijinya dijual seharga Rp.1.250,- dan untuk rasanya hampir-hampir mirip dengan Onde-onde 'BO LIEM' Mojokerto.

Penasaran dengan Brongkos Koyor KOTIK saya iseng-iseng tanya dengan mbak yang jual voucher isi ulang pulsa arah daerah Gandekan dan ternyata mbak-nya tau kalo saya lagi cari Brongkos KOTIK. Sayangnya, menurut mbak-nya KOTIK nggak jualan kalo hari Minggu. Wah...gak bisa ngicipi telur kecapnya dong.

Satu lagi rekomendasi mas Butet yang belum bisa saya penuhi yaitu Gudeg Bu Joyo yang bukanya sekitar jam 11. Karena saya harus seminar besok paginya saya nggak berani 'klayapan' sampe jam 11 malam. Takut kesiangan...

Sekali lagi terima kasih mas Butet untuk 'pengarahan'-nya lain kali aku akan kembali ke Jogja. Pinginnya nerusin S-2 di Jogja sih...

PS: di Jl. Dagen ada toko yang jualan/produksi bakpia yang rasanya nyuuuusss...
Beda dengan bakpia lain dan kemasan kotaknya lebih OK karena gak pake angka-angka.

Jumat, Juni 06, 2008

Kecap dan Soto Jombang

Sekitar tahun 2001 di Sidoarjo mulai muncul pedagang soto asal Jombang dengan ciri khas di bagian depan tendanya bertuliskan 'SOTO DAGING Cabang JOMBANG' dan penjualnya selalu membanting botol kecap asin-nya ketika selesai menuangkannya ke dalam mangkuk soto yang sudah siap saji.

Mungkin dibeberapa tempat soto seperti ini dikenal dengan nama Soto Gebrak yang penjualnya tidak hanya dari Jombang tapi banyak juga dari daerah Lamongan.

Awalnya pedagang Soto Jombang ini berjualan di depan sebuah toko yang sudah tutup karena bangkrut dan kemudian harus pindah karena dia harus berurusan dengan Satpol PP dan menempati lahan di sebelah kantor KODIM 0816 Sidoarjo.
Beberapa lama berjualan di lahan itu, ternyata dia harus pindah lagi karena lahan tersebut ternyata sudah dijual dan akan dibangun ruko. Akhirnya dia menyewa halaman sebuah rumah di Jl. Dr. Tjipto Mangunkusumo sampai sekarang dan banyak dikunjungi oleh penikmat soto.

Soto Jombang ini juga memiliki 2 cabang yang masing-masing masih memiliki hubungan keluarga yakni di depan Perumahan Angkatan Laut Gedangan dan di Jalan Raya Buduran.

Soto dengan gagrak Jombang adalah soto daging berkuah kuning yang isinya tidak hanya daging, tetapi ada juga berbagai jenis jeroan seperti usus, limpa, babat dan lainnya. Selain itu mereka juga menyediakan berbagai macam jeroan yang sudah digoreng jika ada yang ingin menambahkannya kedalam mangkok sotonya.

Yang menarik, Soto Jombang ini selalu menyediakan dan memakai kecap Cap 2 Ikan Layur produksi Jombang meskipun mereka berjualan di luar daerah Jombang.

Selasa, Juni 03, 2008

Musik di Restoran

Ada pernyataan yang mengungkapkan bahwa sebuah restoran dengan sengaja memberi hiburan musik bagi pengunjungnya baik dengan live music atau dengan musik kaset/CD adalah tujuannya untuk menghibur pengunjung restoran tersebut sehingga mereka akan merasa nyaman untuk berlama-lama di restoran, sehingga dengan semakin lama pengunjung tadi betah di dalam restoran maka mereka akan memesan lebih banyak menu di restoran itu.

Ada juga yang berpendapat kalau restoran sengaja menyajikan hiburan musik untuk menghibur mereka yang sudah membayar bill dan kaget melihat angka yang tercetak di bill tadi.

Banyak orang yang senang dengan musik yang mendayu di telinga ketika mereka bersantap di restoran, tetapi tidak sedikit pula orang yang menyukai musik hingar bingar sebagai teman mereka.

Semua tergantung selera...

Maksud pemilik restoran yang memberikan layanan lebih dengan memberikan hiburan 'live music' terkadang tak seiring dan sejalan dengan kemauan pengunjung.

Seperti yang terjadi dengan saya dan beberapa teman yang menyambut seorang teman yang 'pindah kembali' ke Surabaya di sebuah restoran bernuansa tamandi daerah Jemur Handayani. Karena sudah lama tidak saling bertemu maka kami banyak bercerita satu dengan yang lain. Akan tetapi hal ini agak sedikit terganggu dengan hiburan 'live music' orgen tunggal yang diberikan oleh restoran yang sering memaksa kami untuk meninggikan volume bicara kami ketika musik dimainkan. Kami sedikit merasa lega ketika sudah mencapai jeda lagu sehingga kami tidak harus 'berteriak-teriak'.

Sampai-sampai kami harus meneruskan obrolan kami di tempat parkir sebelum kami pulang.

Jumat, Mei 23, 2008

Politikus Busuk...ke laut aje

Sudah 10 tahun Indonesia hidup dalam sebuah alam yang katanya dinamakan Reformasi. Perubahan yang besar terjadi setelah turunnya pak Harto dari kekuasaannya sebagai Presiden. Jalan yang ditempuh Indonesia makin berliku. Harapan muncul ketika teriakan reformasi dikumandangkan hampir di seluruh pelosok nusantara. Reformasi menjadi dambaan masyarakat Indonesia untuk dapat membawa masyarakat Indonesia pada taraf hidup yang lebih baik dan segera dapat mewujudkan cita-cita pembangunan nasional yaitu menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Hari berganti hari, minggu menjadi bulan dan akhirnya tahun berlanjut. Pembangunan yang diharapkan ternyata tidak semudah itu. Dengan munculnya reformasi maka semakin terbuka luas kesempatan berpolitik. Hal ini ditandai dengan munculnya banyak partai politik yang mengikuti Pemilu di Indonesia. Ini pertanda baik karena saluran berpolitik masyarakat semakin banyak.

Sisi baik dari banyaknya partai politik ternyata juga membawa implikasi negatif karena masyarakat semakin bingung memilih saluran aspirasinya. Banyak orang mendirikan partai politik namun akhirnya mereka hanya memikirkan cara bagaimana bisa memenangkan Pemilu dan mendapatkan kursi yang mendominasi parlemen.

Hal ini diperparah dengan tidak berjalannya kaderisasi wakil partai yang duduk di parlemen. Partai-partai tersebut terkesan sembarangan dalam menaruh wakilnya di parlemen sehingga ketika sistem perwakilan rakyat yang semestinya berjalan akhirnya kacau karena mereka yang duduk di parlemen tidak sesuai dengan bidangnya.

Mereka yang duduk di parlemen banyak yang hanya menjadi penghias gedung. Banyak dari mereka yang hanya datang ketika ada rapat paripurna. Bahkan ada pula yang tidak pernah menampakkan batang hidungnya ketika ada rapat-rapat yang membahas kesejahteraan rakyat, nasib rakyat yang memilihnya sehingga beliau duduk menjadi anggota parlemen.

Sungguh ironis ketika KPK menangkap beberapa anggota parlemen yang diindikasikan menerima gratifikasi dari beberapa proyek di beberapa daerah. Hal yang semestinya tidak boleh dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai wakil rakyat. Mereka hanya mementingkan diri sendiri dengan memanfaatkan kedudukan mereka sebagai anggota parlemen dengan menerima 'hadiah' yang tidak semestinya.

Sudah saatnya rakyat Indonesia kembali disadarkan untuk tidak terjebak dengan janji-janji manis dari politikus busuk yang hanya menambah kesengsaraan rakyat Indonesia. Sebagai politisi sudah seharusnya mereka dapat menjunjung martabat dan kewibawaan mereka dengan jalan berpolitik dengan santun dan tidak menyakiti hati rakyatnya.

Berpolitik dengan santun salah satunya adalah dengan tidak mengobral janji. Janji adalah hutang, dan jika kita berhutang maka kita wajib membayarnya. Bermain di dunia politik bukan berarti menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Banyak rambu dan norma yang harus ditaati.


MALU...malu jadi benalu
Yang bisanya cuma minta melulu
[Deddy Mizwar, Mei 2008]

Rabu, Mei 21, 2008

Bandeng tanpa duri

Ikan Bandeng bisa jadi merupakan salah satu ikan favorit bagi kebanyakan orang selain Kakap, Gurame atau yang lainnya. Banyak orang yang suka makan ikan Bandeng, tapi banyak juga yang tidak suka.

Kebanyakan mereka yang tidak suka mengeluhkan banyaknya duri yang bertebaran pada daging ikan Bandeng yang mengganggu kenikmatan dalam menyantap ikan tersebut.

Banyak cara dilakukan oleh masyarakat penggemar Bandeng agar bisa menikmati ikan Bandeng tanpa harus terganggu dengan duri dan tulang ikan. Ada yang menggunakan panci tekan [pressure cooker] dan ada juga yang mengolahnya menjadi otak-otak Bandeng [dikenal di Sidoarjo dan Gresik-Jawa Timur].
Metode memasak keduanya memang akan mempermudah penikmat Bandeng dalam menikmati ikan tersebut. Akan tetapi, ada sesuatu yang 'hilang' ketika daging Bandeng tadi mengalami proses pemasakan dengan panci tekan dan diolah menjadi otak-otak. Tekstur daging Bandeng menjadi tidak terasa alami. Padahal ini merupakan salah satu nilai plus daging ikan Bandeng.

Sejak sekitar empat tahun yang lalu telah ada pengolahan daging ikan Bandeng agar bisa dinikmati tanpa gangguan duri dan tulang ikannya. Di Sidoarjo dikenal dengan Bandeng tanpa Duri. Banyak orang yang penasaran dengan proses pengolahan Bandeng ini, karena tidak merusak bentuk dan bukan merupakan filet ikan.

Di Depot Bandeng pak Elan Gresik [depan pabrik PT. Semen Gresik] menjual Bandeng tanpa Duri ini yang sudah diolah [dibakar maupun digoreng].

Di Sidoarjo, Bandeng tanpa Duri dijual dengan harga antara 20ribu sampai dengan 25ribu Rupiah per kilonya. Sayangnya untuk menikmati Bandeng tanpa Duri ini kita harus melalui pemesanan terlebih dahulu, minimal satu hari sebelumnya.

Makan ikan Bandeng? Siapa takut...

In Memoriam

Bulan Mei 2008 bisa jadi merupakan bulan berkabung nasional. Secara berurutan tokoh-tokoh nasional meninggal dunia.

Sophan Sophiaan, seorang aktor dan sutradara legendaris yang juga aktif dalam kancah politik meninggal dunia ketika memimpin misi mulia dalam rangka mengobarkan semangat nasionalisme bangsa. Beliau meninggal dalam kecelakaan kendaraan bermotor dalam rombongan motor besar Jalur Merah Putih.
Beliau dikenal sebagai pribadi yang teguh dalam pendirian, jujur, dan lurus dalam pandangan politiknya. Beliau memilih berhenti menjadi anggota MPR ketika merasa aspirasinya sudah tidak lagi dihargai oleh partainya dan rekan-rekan lainnya di parlemen.
Ketegasan dan keteguhan hati yang patut menjadi teladan bagi generasi muda untuk ikut membangun bangsa agar tercipta pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Ali Sadikin, lebih dikenal sebagai mantan Gubernur DKI di tahun 70-an meninggal dunia di Singapura akibat penyakit ginjal yang dideritanya. Semasa hidup almarhum dikenal sebagai tokoh yang tegas dan berwibawa. Purnawirawan korps Marinir ini masih selalu membawa semangat komando korps-nya dimanapun beliau mengabdi.
Dikenal pula sebagai pendiri Petisi 50 yang dinilai vokal dalam mengkritisi pemerintah sejak jaman pemerintahan Presiden Soeharto sampai saat ini, sehingga beliau dikenal sebagai oposan sejati hingga akhir hayat.

Ibu SK. Trimurti, dikenal sebagai pejuang wanita yang andilnya sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau meninggal karena sakit dan juga karena usia lanjut beliau. Dikenal sebagai macan wanita pejuang pada masanya.

Semoga semangat para pendahulu kita mengilhami kita untuk terus maju mengisi kemerdekaan bangsa dan jijik dengan kemunafikan dan korupsi.

Buat apa berlagak religius, tapi nyatanya rakus [baca : korup]....
[ini khusus buat TRIUMVIRAT yang berlagak perlente dibalik tumpukan buku]

Bangkit Bangsaku...!!

20 Mei 2008, tepat 100 tahun Kebangkitan Nasional Indonesia diperingati. Peringatan yang merupakan tonggak awal kebangkitan bangsa Indonesia untuk melawan penjajahan kolonial Belanda yang didahului dengan berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Di tahun ini peringatan itu dilakukan dengan gegap gempita. Secara nasional peringatannya dipusatkan di Istora Bung Karno Senayan dengan megahnya diiringi dengan penampilan kesenian-kesenian daerah, marching band dan penyanyi ibukota yang menyanyikan lagu-lagu yang menggugah semangat kebangsaan.

Sepanjang peringatan Kebangkitan Nasional ini diperingati setiap tahunnya keadaan bangsa ini masih saja tetap memprihatinkan. Sejak merdeka sepertinya cita-cita negara yang adil dan makmur masih jauh dalam jangkauan.

Masih panjang rasanya perjuangan kita untuk mencapai cita-cita suci pendiri bangsa. Masih harus banyak lagi tetesan keringat yang harus dibaktikan untuk senyuman ibu pertiwi.

Bangsa ini belum bangkit benar. Tapi kita harus tetap yakin untuk bisa bangkit. Kita tidak mau jadi bangsa pecundang. Jangan mau jadi bangsa kelas teri.

Tetap kobarkan semangat dalam dada, demi majunya Indonesia kita

INDONESIA...Bisa!!

Senin, Mei 19, 2008

Wajah kota menjelang Pilkada

Pilkada merupakan agenda yang tidak bisa terelakkan lagi. Pesta demokrasi daerah untuk memilih kepala daerah saat ini memang sedang marak dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia baik di tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten.

Waktu menjelang Pilkada merupakan waktu yang sangat penting bagi calon pemimpin daerah yang dimanfaatkan oleh mereka untuk berkampanye. Memikat hati rakyat untuk memilih mereka dalam Pilkada nantinya dengan mengumbar janji-janji manis.

Salah satu alat kampanye yang sering digunakan oleh pasangan calon dalam berkampanye adalah spanduk, stiker, pamflet, baliho dan beraneka macam poster tempel yang dilekatkan di tembok-tembok sampai di pelosok daerah.

Wajah kota yang tadinya sudah kurang indah akan semakin semrawut dengan kehadiran baliho, spanduk dan alat kampanye lainnya. Para kandidat seolah-olah berlomba menutupi wajah kota dengan alat kampanye mereka, bahkan mungkin kalau bisa seluruh kota akan ditutupi oleh atribut kampanye mereka tanpa mengindahkan kenyamanan dan estetika yang sangat mengganggu pemandangan kota.

Sangat disayangkan ternyata hal ini telah dilakukan jauh sebelum waktu kampanye yang ditetapkan oleh KPUD setempat. Mereka seolah-olah saling berlomba untuk 'mencuri start'. Kalau masyarakat lebih dewasa dalam mencermati hal ini maka sebenarnya bukan rasa simpatik yang akan diperoleh oleh pasangan-pasangan calon tersebut.

Dapat dibayangkan kalau satu pasangan calon memiliki anggaran kampanye sampai lebih dari 100 miliar maka tidak mustahil kalau satu wilayah akan 'diselimuti' oleh spanduk-spanduk kampanye. Kalau mereka sudah mengeluarkan biaya yang sebesar itu hanya pada saat kampanye maka dapat dibayangkan pasti mereka akan mencari 'gantinya' ketika mereka terpilih dan menjabat sebagai kepala daerah. Kalau sudah begini kapan korupsi bisa dibersihkan dari bumi Indonesia.

Kapan ye...

Rabu, Mei 14, 2008

BBM [Bukan Barang Murah]

Pada awal bulan Juni nanti pemerintah berencana menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak [BBM] sekitar 20% dari harga sebelumnya. Hal ini terpaksa dilakukan karena untuk menyelamatkan APBN agar tidak terjadi inflasi akibat naiknya harga minyak dunia melebihi perkiraan harga yang ditetapkan pada APBN sebelumnya.

Kontan saja rencana pemerintah tersebut menuai reaksi beragam dari masyarakat. Secara spontan harga-harga langsung melonjak mendahului pengumuman pemerintah dalam menaikkan harga BBM. Masyarakat bereaksi terlalu cepat meskipun belum ada realisasi kenaikan BBM tersebut.

Reaksi masyarakat memang kebanyakan adalah menentang atau dalam hal ini merasa keberatan jika pemerintah harus menaikkan harga BBM. Masyarakat merasa bahwa beban hidup yang ditanggung mereka saat ini sudah sangat berat. Jika harus masih ditambah dengan kenaikan harga BBM yang akan membawa dampak naiknya harga-harga kebutuhan hidup lainnya maka yang akan merasakan kesengsaraan hidup adalah masyarakat terutama mereka yang berada di garis tengah dan bawah kemiskinan.

Diperkirakan bahwa angka kemiskinan di Indonesia akan meningkat jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM. Pemerintah berusaha meredam ketidak setujuan masyarakat dengan menjanjikan pemberian BLT [Bantuan Langsung Tunai] yang akan diterima oleh masyarakat sebesar seratus ribu rupiah per bulan untuk setiap kepala keluarga. Akan tetapi hal ini tetap memperlihatkan 'kejanggalan' karena pemerintah tidak melakukan lagi pendataan masyarakat yang layak mendapatkan BLT, akan tetapi pemerintah hanya mengacu pada data yang ada tahun 2005 yang tentu jauh berbeda akibat rentang waktu 3 tahun yang sudah berlalu.

Banyak ahli ekonomi yang mendukung kebijakan pemerintah ini, namun banyak pula yang menyayangkan tindakan pemerintah tersebut. Seorang anggota DPR-RI dari Komisi XI bapak Drajad Wibowo mengungkapkan dalam wawancara yang dilakukan di TV One bahwa sebenarnya pemerintah bisa saja tidak menaikkan harga BBM dengan jalan memperbaiki proses produksi dan distribusi BBM yang selama ini dilakukan oleh Pertamina.

Selama ini proses produksi BBM oleh Pertamina dinilai tidak efektif dan efisien sehingga mengakibatkan tingginya biaya produksi yang juga berakibat pada tingginya harga jual BBM. Pertamina terlalu banyak melibatkan 'rekanan' dalam memproduksi BBM yang semestinya dapat 'dipersingkat' sehingga ongkos yang dikeluarkan akan lebih murah. Dalam hal ini diperlukan ketegasan pemerintah untuk bisa 'membenahi' Pertamina.
Upaya ini mungkin akan sulit diwujudkan karena banyaknya 'kepentingan' dan banyaknya pihak yang sudah mendapatkan 'keuntungan' dari kinerja Pertamina yang boros selama ini. Dari beberapa biaya produksi yang semestinya tidak perlu dikeluarkan atau bisa dipangkas maka Pertamina bisa melakukan penghematan dan akan membawa manfaat sehingga pemerintah tidak harus melakukan tindakan menaikkan harga BBM yang jelas-jelas sangat tidak berpihak pada rakyat miskin.

Semoga pemerintah lebih berani lagi...

Kamis, Mei 08, 2008

Nge-K!CK bareng bang Andy

Andy F. Noya dikenal sebagai Pemimpin Redaksi Metro TV. Sebuah stasiun televisi swasta terkenal di Indonesia. Di sela kesibukannya sebagai Pemimpin Redaksi ia juga menjadi host dalam sebuah acara yang diberi nama K!ck Andy.

Pertama kali melihat acara ini mungkin tidak akan melihat apa yang istimewa di dalamnya. Kesan pertama hanyalah merupakan acara talk show yang menampilkan kisah-kisah seperti acara-acara talk show lainnya yang ditampilkan di stasiun televisi lain.

Namun sejatinya, muatan yang ada dalam acara bang Andy ini sungguh jauh berbeda dibandingkan dengan lainnya. Acara ini ditujukan untuk memberikan motivasi. Acara ini juga berbagi cerita tentang kesuksesan, bangkit dari keterpurukan dan kisah-kisah lain yang sangat layak dan pantas untuk dibagi dengan pemirsa.

Bang Andy bersama tim kreatifnya mampu menghadirkan orang-orang yang memang memiliki pengalaman hidup beragam dan kisah hidup umat manusia dalam menempuh hidup dan banyak cerita teladan di dalamnya.

Acara K!ck Andy mulai banyak diminati dan ditandai dengan naiknya rating siaran ketika bang Andy mengangkat cerita tentang Laskar Pelangi. Sebuah novel yang dikarang oleh Andrea Hirata yang menceritakan tentang kisah hidup Andrea Hirata di pulau Belitung sejak kecil bersekolah dengan susah payah hingga akhirnya sampai mendapatkan beasiswa ke luar negeri dan saat ini menjadi pegawai di PT. Telkom.

Novel Laskar Pelangi merupakan dedikasi Andrea Hirata kepada ibu gurunya di SD yang bernama ibu Muslimah yang banyak berkorban demi mendidik muridnya dengan segala keterbatasan fasilitas dan ketiadaan sarana yang tidak membuat ibu guru Muslimah berpatah arang.

Selanjutnya acara K!ck Andy yang disiarkan setiap Kamis pukul 22.30 WIB, Jum'at 22.00 WIB yang merupakan ulangan episode lama, dan hari Minggu pukul 15.00 WIB yang merupakan ulangan episode hari Kamis.

Acara yang sangat pantas untuk mendapat apresiasi ditengah keterpurukan masayarakat di tengah hantaman dan deraan hidup yang diharapkan dapat meningkatkan semangat hidup, mengobarkan motivasi masyarakat untuk tidak menyerah pada nasib dan selalu memiliki keinginan untuk maju untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia.

Kalau ingin kenal lebih jauh dengan bang Andy dan acaranya bisa mampir ke website http://www.kickandy.com/

The [next] President

Sebagai sebuah negara yang menganut sistem pemerintahan Presidentil, maka Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden dalam memimpin pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara.

Sebagaimana umumnya negara yang menganut sistem pemerintahan tersebut maka Presiden akan dipilih setiap satu periode tertentu, akan tetapi lazimnya Presiden dan wakilnya akan dipilih setiap 5 tahun yang merupakan satu periode normal agar presiden dapat bekerja maksimal dalam satu periode kepemimpinannya.

Sejak merdeka Indonesia telah dipimpin oleh 6 orang presiden yang masing-masing memiliki 'cerita menarik' dalam masa kepemimpinannya. Masing-masing presiden 'berkuasa' dan 'jatuh' dengan berbagai 'cara'.

Menurut ramalan Jayabaya, nanti sampai akhir jaman yang memimpin Indonesia adalah mereka yang memiliki nama akhir NO-TO-NE-GO-RO. Dari ramalan tadi Indonesia masih 'baru' sampai pada NO dan TO karena presiden pertama Indonesia adalah bapak Ir. Soekarno dan presiden kedua adalah bapak Soeharto. Sedangkan presiden-presiden pengganti selanjutnya tidak ada yang memiliki akhiran lanjutan seperti apa yang diramalkan oleh Jayabaya tadi.

Jika dilihat dari kenyataan tersebut maka Indonesia memang masih berada dalam tahapan NOTO yang dalam bahasa Indonesia berarti menata untuk selanjutnya setelah ditata maka akan menjadi sebuah negara seutuhnya.

Setiap menjelang pergantian presiden di Indonesia pasti akan berkembang analisa-analisa yang dikemukakan oleh ahli-ahli politik pemerintahan sampai dengan analisa-analisa kaum pinggiran mengenai siapa yang menjadi presiden selanjutnya.

Ada istilah 'Satrio Piningit' yang digambarkan merupakan seorang tokoh yang nantinya tiba-tiba muncul menjadi pemimpin bangsa dan akan membawa bangsa ini ke arah kemakmuran. Satrio Piningit ini bukan orang yang disangka-sangka akan bisa menjadi presiden, tapi ketika ia menjadi presiden maka ia akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Analisa mengenai Satrio Piningit mulai muncul menjelang akhir kepemimpinan Presiden Soeharto ketika masyarakat mulai bertanya-tanya siapa Satrio Piningit yang akan menggantikan pak Harto. Ketika pak Harto digantikan oleh pak Habibie banyak orang kembali bertanya, "Apa betul pak Habibie yang jadi Satrio Piningit?".
Satrio Piningit akan [masih] menjadi misteri.

Dalam sebuah bukunya, Emha Ainun Nadjib menyatakan bahwa yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia untuk membawa dalam kemakmuran adalah bukan Satrio Piningit tapi Satrio Pinilih. Sosok yang akan memimpin Indonesia nantinya adalah orang memang bebar-benar 'pinilih' atau sosok pilihan. Tentu pilihan yang terbaik.

Semoga Indonesia tetap Jaya...

Selasa, Mei 06, 2008

Tips ketika [harus] ditilang Polisi

Disarikan dari diskusi beberapa milis...


Priiiit.....!!!! waduh....kenapa ya? Salah apa saya sampai disemprit Polisi. Hal ini mungkin akan menjadi pengalaman bagi kita jika suatu ketika di jalan kita diberhentikan Polisi karena suatu pelanggaran lalu lintas.

Jangan takut dan terus kabur karena di-stop Polisi. Berhenti dan tetap tenang menghadapinya. Pasti akan ada percakapan awal ketika kita berhadapan dengan Polisi. Mereka akan mencoba menjelaskan dan menerangkan pelanggaran yang kita lakukan. Dari situ kita bisa berpikir, apa yang diungkapkan Polisi itu salah atau benar. Kalau kita merasa benar maka kita bisa berargumen, tapi jangan ngotot dan mau benarnya sendiri. Polisi tentu memiliki alasan dan dasar yang kuat ketika ia harus memberhentikan pengguna jalan.

Jika kita sadar kalau kita salah maka konsekuensinya adalah kita harus ditilang. INGAT!!! jangan coba-coba memberi suap kepada Polisi, salah-salah malah kita bisa dipenjara karena itu.

Usahakan minta slip berwarna biru, karena dengan slip ini kita bisa langsung membayar denda tilang ke BRI tanpa harus sidang di Pengadilan karena slip merah berarti kita mau nggak mau harus sidang di Pengadilan dan dengan slip merah itu dapat diartikan kita belum tahu pelanggaran apa yang kita lakukan sehingga harus menghadap pak Hakim di Pengadilan. Meskipun proses sidangnya tidak terlalu lama tetapi lebih cenderung 'ribet'.

Jadi kalau disimpulkan....
  1. Jika ditilang "Tetap Minta Slip Biru"
  2. Kalo dapat Slip biru, "Cek Nominal Denda dan Nama Polisi yang memberi Tilang".Biarpun denda agak gede, yang penting masuk kas negara.
  3. "Tanya bank BRI tempat bayar" (biasanya BRI cabang) dan "Tempat ambil dokumenyang ditahan".
  4. "Jangan Pernah Suap Polisi" karena membuat keluarga polisi makan duit haram dan harta kita jadi ikut haram.
  5. Korupsi negara ini bisa dihapus kalau kita juga berpartisipasi untuk memberantasnya....salah satunya "Tidak Menyuap dan Menerima Suap".

Kalau nggak mau kena tilang ya ikuti peraturan lalu lintas...

Nasib Pedagang Makanan Kaki Lima

Melihat kota yang indah dan tertata dengan rapi dan bersih adalah dambaan setiap penduduk yang tinggal di sebuah kota. Dengan suasana indah dan nyaman maka kita yang tinggal di kota tersebut akan merasa betah.

Suasana kota yang kumuh dan semrawut akan menambah beban hidup penduduk kota. Kumuh dan semrawut biasanya identik dengan kemacetan lalulintas. Kemacetan sering diakibatkan oleh parkir kendaraan yang di sembanrang tempat, juga pedagang-pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya sampai memenuhi badan jalan.

Diantara pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya di badan jalan adalah pedagang makanan. Banyak pedagang makanan ini yang telah lama berjualan akhirnya memiliki pelanggan tetap dari jualannya dan akhirnya banyak warung tenda yang didirikan. Seperti pedagang Bakso, Nasi Goreng dan lainnya yang telah membawa kesan tersendiri bagi pelanggannya sehingga mereka menjadi pelanggan setia di warung-warung tenda tersebut. Pada saat jam makan siang atau malam hari kawasan pedagang warung tenda ini kerap terjadi kemacetan karena banyaknya pembeli dan parkir mobil dari pembeli di warung tenda tersebut.

Dengan timbulnya masalah tersebut maka akhirnya pemerintah mengambil kebijakan dengan menertibkan mereka.

Dengan alasan mengembalikan fungsi jalan raya maka pihak-pihak seperti Polisi Pamong Praja dan Polantas menertibkan mereka. Padahal, mereka sudah lama berjualan di tempat itu dan sudah punya pelanggan yang sering datang menikmati makanan di situ.

Sebetulnya upaya aparat tersebut memang sepatutnya dilakukan, akan tetapi juga seharusnya diberikan satu solusi dengan melokalisir pedagang makanan tersebut di suatu tempat, sehingga pelanggan tidak akan merasa 'kehilangan'.

Selanjutnya di tempat lama mereka berjualan diberikan pengumuman, "SELURUH PEDAGANG TELAH DIPINDAHKAN KE DAERAH...."

Senin, Mei 05, 2008

Selebritis [mendadak] Politis

Politisi yang ada di Indonesia memiliki latar belakang yang beragam. Meskipun banyak dari mereka yang memang terjun ke arena politik sejak awal dengan masuk menjadi anggota aktif di sebuah partai politik.

Beberapa politisi berasal dari TNI, dan ada pula sebagian dari politisi yang berasal dari mereka. Politisi di Indonesia tersebar di berbagai area politis, yakni legislatif maupun birokrat.

Yang menarik adalah sejak gaung reformasi didengungkan, banyak politisi Indonesia yang mengawali kiprahnya sebagai selebritis. satu per satu bermunculan artis dan aktor yang masuk ke panggung politik.

Dikenal nama Sophan Sophiaan yang menjadi anggota DPR-RI mewakili PDI Perjuangan, yang kemudian saat ini banyak bermunculan artis-artis dan aktor yang terjun dalam kancah politik seperti Adjie Masaid, Angelina Sondakh, Dede Yusuf dan lainnya.

Apabila dulu para selebritis hanya 'bermain' di area legislatif, selanjutnya saat ini mereka 'berani' tampil untuk maju di bidang birokratis untuk menjadi Kepala Daerah ataupun Wakilnya di tingkat provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Semangat selebritis untuk ikut tampil dalam kancah birokratis semakin bertambah dengan berhasilnya Dede Yusuf yang terpilih sebagai Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat yang mendampingi Achmad Heriawan.
Kemudian muncul nama Saipul Jamil yang berminat maju menjadi wakil Walikota Serang dan Wanda Hamidah untuk maju menjadi wakil Walikota Tangerang.

Entah apa yang melatarbelakangi mereka sehingga mereka semangat sekali dalam mencalonkan dii mereka. Salah satunya mungkin keberhasilan Dede Yusuf yang menjadi satu motivasi tersendiri bagi mereka untuk ikut maju dalam Pilkada.

Hal ini kemudian akan menjadi tambahan ujian bagi rkyat daerah yang memilih, karena mereka akan diberikan pilihan dengan daya tarik 'ketokohan' sang selebritis. Mudah-mudahan masyarakat bisa arif dan bijak dalam menentukan pilihannya untuk tidak sekedar memilih karena melihat sisi selebritis-nya saja. Mereka juga harus melihat kemampuan selebritis tadi secara intelektual, emosi dan kapasitas mereka apabila selebritis nanti terpilih dalam ajang Pilkada.

Sabtu, Mei 03, 2008

Mangan Ora Mangan Kumpul

Pepatah Jawa ada yang mengatakan "Mangan Ora Mangan Kumpul" yang menggambarkan semangat kebersamaan masyarakat Jawa yang menggambarkan bahwa meskipun hidup sederhana apa adanya tapi mereka akan tetap merasa bahagia asalkan tetap berkumpul bersama.


Pepatah Jawa tersebut juga menjadi judul sebuah buku yang dikarang oleh Umar Kayam. Umar Kayam pernah menjabat sebagai Guru Besar Sastra Universitas Gadjah Mada (1978-1997) juga pernah antara lain menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Radio, Televisi, Film Departemen Penerangan (1966-1969) serta Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1969-1972).
Ia juga pernah memerankan Presiden Soekarno, pada film Pengkhianatan G 30 S/PKI.
Umar Kayam wafat pada 16 Maret 2002 setelah menderita patah tulang paha pangkal kiri. Umar Kayam meninggalkan seorang istri dan enam anak.


Buku "Mangan Ora Mangan Kumpul" merupakan buku berseri yang terdiri dari 4 buah buku yang 3 lainnya adalah 'Sugih Tanpa Bandha"; "Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih"; dan "Satrio Piningit ing Kampung Pingit".


Ke-4 buku tadi sebenarnya merupakan gambaran hidup sehari-hari Umar Kayam sebagai seorang dosen di UGM yang hidup dalam kesederhanaan sebagai PNS (KORPRI). Tokoh-tokoh yang tampil dalam buku itu antara lain pasangan pembantu rumah tangga Mister Rigen dan Miss Nansiyem yang memiliki 2 orang putra yakni Beni Prakosa yang diharapkan oleh bapak ibunya menjadi Jendral kelak di kemudian hari dan adiknya si Tolo Tolo.

Buku ini menceritakan tentang kehidupan Umar Kayam yang diwakilkan dengan karakter Pak Ageng dalam berkehidupan sehari-harinya mengajar di UGM pulang pergi ke kantor dengan menggunakan mobil dinas butut yang diberinya julukan Garuda Yeksa [kereta kencana Keraton Yogya].

Dalam dialog-dialog keseharian yang sering menampilkan filsafat-filsafat Jawa dan sering pula dilontarkan argumen-argumen dari mister Rigen sebagai wakil dari wong cilik yang kadang membuat panas telinga tapi sebenarnya mengungkap fakta dan realita kejadian yang ada di masyarakat. Ditampilkan pula bagaimana kebiasaan pak Ageng berinteraksi dengan mas Joyoboyo yang merupakan penjual panggang ayam langganan pak Ageng dan keluarga. Pak Joyoboyo ini juga sering melontarkan celetukan-celetukan yang waktu itu sering disebut kekiri-kirian, yang sebenarnya merupakan keluhan rakyat kecil terhadap kondisi kehidupan yang dari hari ke hari semakin berat menghimpit rakyat.

Pak Ageng juga berinteraksi dengan 2 sahabatnya meskipun yang satu masih terhitung saudara jauh yaitu Prof. Prasodjo Legowo yang meskipun menjadi dosen peneliti yang sering berpergian ke luar negeri untuk mengikuti dan mengisi berbagai seminar dalam kehidupan sehari-harinya hidup tetap sederhana dengan memakai kendaraan sepeda motor Honda tahun 70 yang hanya mampu berjalan pelan.
Satu lagi teman pak Ageng yang kehidupannya sangat berlawanan dengan gaya hidup pak Ageng dan Prof. Prasodjo yang bernama Prof. Lemahamba yang memiliki bederet titel kesarjanaan lainnya di depan dan di belakang namanya. Prof. Lemahamba cenderung hidup dalam kemewahan karena memiliki kekayaan di mana-mana dengan proyek-proyek yang bernilai ratusan juta dan selalu berganti-ganti mobil BMW-nya.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan Umar Kayam yang dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta sejak sekitar tahin 1987. Umar kayam juga banyak melahirkan tulisan-tulisan lainnya yang berbobot.

Dari buku ini dapat diambil makna mendalam yang terkandung di dalamnya, karena betapa hidup dalam keselarasan dan keseimbangan adalah penting bagi manusia dan falsafah-falsafah kehidupan yang ada juga dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup ini.

Hidup akan menjadi lebih indah kalau kita lebih bermakna bagi semua...

Pilkada di Indonesia 2008

Di awal tahun 2008 ada beberapa daerah di Indonesia yang mengadakan Pemilihan Umum untuk memilih pemimpin daerahnya baik di tingkat provinsi maupun tingkat kota/kabupaten.

Gegap gempita pilkada kadang sudah terasa jauh sebelum perhelatan akbar dimulai. Para pasangan kandidat beserta para tim suksesnya telah jauh-jauh hari berupaya menggalang massa memperoleh dukungan untuk menangguk suara pemilih dari rakyat di daerahnya. Hal ini dilakukan bahkan jauh hari sebelum masa kampanye yang sudah dijadwalkan oleh KPU Daerah ditentukan. Sebenarnya hal ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran, akan tetapi sepertinya hal ini menjadi 'kebiasaan buruk' dalam sebuah pesta demokrasi.

Dari beberapa PILKADA yang dilakukan di beberapa daerah nampak jelas bagi kita semua bahwa mereka seolah-olah memang terlihat hanya berupaya berebut kekuasaan dan terkesan mengesampingkan tujuan mulia seorang pemimpin daerah yang bertanggung jawab dan wajib mensejahterakan rakyat di daerah yang dipimpinnya.

Akan tetapi sayangnya banyak rakyat Indonesia yang belum menyadari bahwa mereka hanya dijadikan sebagai alat dalam meraih kekuasaan. Rakyat sering hanya melihat figur, terbuai janji-janji manis 'angin surga' dari para kandidat.

Para kandidat pemimpin daerah banyak yang tidak menyadari bahwa janji-janji yang mereka lontarkan pada masa kampanye adalah 'hutang' mereka terhadap rakyat. Sebagaimana mestinya, jika kita memiliki hutang kita wajib untuk lekas membayarnya. Bahkan hutang akan menjadi tanggungan kita meskipun hayat sudah tak dikandung badan.

Sayang sekali di tahun 2008 ini kita menemui beberapa PILKADA yang prosesnya tidak kunjung selesai bahkan cenderung menimbulkan konflik horisontal yang mengakibatkan perpecahan pada masyarakat yang semestinya semangat persatuan dan kesatuan adalah yang utama dan menjadi nomor satu dalam upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kejadian di Maluku Utara yang sampai saat ini belum juga selesai dan menemukan solusi dalam menetapkan pemimpin daerahnya karena ada 2 kubu yang saling mempertahankan pendapat bahwa merekalah pemenang PILKADA di Maluku Utara. PILKADA di Sulawesi Selatan tahun 2008 juga sempat terkendala meskipun akhirnya dapat diselesaikan dengan turun tangannya Mahkamah Agung dalam menetapkan pasangan yang memenangkan PILKADA Sulawesi Selatan.

Fenomena PILKADA di Indonesia juga menampilkan beberapa daerah yang dengan baik telah menyelesaikan 'hajatan demokrasi' di daerahnya. Seperti contohnya Pilkada di Kabupaten Tangerang dengan Wakil Bupati Selebritis Rano Karno-nya. Provinsi Jawa Barat dengan Wakil Gubernur Selebritis Dede Yusuf-nya, serta Provinsi Sumatera Utara dengan penampilan pasangan fenomenal Gubernur dan Wakil Gubernurnya yang konon Gubernur terpilih adalah mantan penjual kue meskipun sempat menjadi Bupati Kabupaten Langkat.

Beberapa waktu yang akan datang Provinsi Jawa Timur juga akan menyelenggarakan PILKADA-nya untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur. Seperti biasanya, meskipun jadwal kampanye belum ditetapkan tetapi sudah banyak aneka poster, baliho dan lain sebagainya yang menyatakan dukungan kepada salah satu pasangan calon.

Yang menarik pada 'kampanye awal' pasangan-pasangan yang ada banyak menyuarakan janji-janji mereka tentang peningkatan kesehatan, pendidikan, lapangan kerja dan lain sebagainya. Tapi, tidak satupun pasangan calon yang 'berani' memberi janji untuk menuntaskan masalah Lumpur Lapindo karena mungkin mereka sudah 'sadar' kalau kasus ini memiliki muatan yang multidimensional dan sangat sulit dipecahkan.

Daripada banyak berhutang janji, lebih baik tidak berjanji sama sekali.

Rabu, April 30, 2008

Makan buah bukan hanya sekedar proses

“beli, potong, makan!”, sebenarnya masih terdapat banyak pengetahuan. Jika Anda mengetahui kapan dan bagaimana memakannya, akan banyak manfaat yang akan kau peroleh.

Buah seharusnya dimakan saat perut kosong, bukan sebagai makanan penutup yang disantap selesai makan nasi.

Jika Anda membiasakan makan buah saat perut kosong, akan membantu pembuangan racun tubuh, sekaligus mensuplai energi yang cukup untuk kegiatan sehari-hari (terutama saat diet).

Food is the most important food
Contoh : ketika kau memakan 2 potong roti dan seporsi buah

Buah lebih mudah diserap daripada roti, dalam lambung hanya butuh waktu singkat sudah dapat masuk kedalam usus kecil, saat itu roti masih belum sepenuhnya hancur, akibatnya jalan bagi buah tersebut terhambat.

Makanan dalam lambung akan berubah menjadi asam. Makanan dalam lambung, asam lambung ditambah lagi dengan buah, mudah menyebabkan buah berubah kwalitas, sehingga menimbulkan efek buruk bagi tubuh.

Sebab itu makan buah dengan perut kosong adalah yang terbaik!

Pernahkah mendengar orang mengatatan –
“setiap kali aku makan semangka suka tersedak”
“ketika aku makan durian maka lambung terasa mengembang”
“selesai makan pisang, aku segera ingin ke toilet.”

Kenyataannya,
Jika Anda makan buah saat perut kosong, tidak akan timbul masalah tersebut diatas.
Buah dan makanan lain dalam lambung akan tercampur hingga membentuk gas tubuh, menyebabkan tersedak atau lambung mengembang

Yang lebih penting lagi, makan buah dengan perut kosong dapat menghindari rambut berubah menjadi putih, botak, syarat tegang, hitam pada sekeliling mata.

Jangan mengira jeruk, lemon yang rasanya asam dapat membantu asam dalam lambung. Research menunjukkan, semua buah yang masuk kedalam lambung, setelahnya akan berubah menjadi basa.

Jangan makan buah yang telah dipanaskan, buah yang telah dipanaskan akan hilang semua vitaminnya. Sama dengan tidak memakannya, karena semua vitamin akan hilang melalui pemanasan.

Jika kau butuh vitamin yang terkandung dalam buah, maka jangan santap “nasi goreng nanas”, “sapi semur buah mangga, “tim buah pear”, dll.

Sari buah, harus diminum fresh, jangan meminum produk kemasan, seperti minuman kaleng, dll.

Kembali lagi, serat buah sangat berfaedah, sebab itu makan buah utuh efeknya jauh lebih bagus daripada hanya minum sari dari buah saja.

Saat minum sari buah, minum seteguk demi seteguk, sehingga ada waktu yang cukup bagi sari buah untuk bercampur dengan air liur.

Tiga hari “bersantap buah”
Cara yang efektif untuk membersihkan lambung dan membuang racun tubuh.

Hanya makan buah, minum air buah perasan
hanya butuh tiga hari
Kau akan temukan seluruh tubuh menjadi lebih segar.

Memasuki periode “bersantap buah”, kau tak akan merasa tak enak……setiap kali Anda makan buah yang berbeda, sekali-kali juga boleh makan salad buah, dengan demikian selain inovatif juga mendapat hasil yang bagus !

Sekarang Anda telah mengetahui aturan makan buah, artinya Anda telah mendapat resep untuk menjadi cantik, panjang umur, sehat, energik.

SEMOGA KITA SEMUA TETAP BAHAGIA DAN BERBADAN SEHAT !

Selasa, April 29, 2008

Memulai Perjalanan

Di dalam hati selalu ada keinginan untuk selalu mendapatkan pengalaman baru. Pengalaman yang didapatkan dari sebuah perjalanan akan lebih memberi kesan yang mendalam.

Mengunjungi berbagai macam tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya akan selalu dapat menambah perbendaharaan pengalaman. Pengalaman yang dapat diceritakan, dibagi dan diabadikan dalam berbagai bentuk dan media.

Perjalanan ini juga dapat menambah pengetahuan kita baik dari segi geografis, budaya, dan sosial. Pengetahuan kita akan bertambah apabila kita mengunjungi tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah dikunjungi. Apalagi jika tempat tersebut memiliki nilai cerita atau nilai historis yang tinggi yang memiliki arti penting baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Kota Solo sebagai salah satu kota budaya di Indonesia yang memiliki pesona budaya yang tinggi telah memberi kesan tersendiri dalam sebuah perjalanan yang saya lakukan bersama ibu saya yang dilahirkan di kota itu. Ini juga merupakan perjalanan nostalgia bagi ibu saya, mengenang
jejak masa kecilnya di kota yang menyimpan jutaan kekayaan budaya.

Walau hanya merupakan perjalanan singkat, saya kembali dapat mengagumi keragaman budaya dan keragaman pranata cara kehidupan masyarakat di Indonesia. Menelusuri kota Solo, menikmati keramahan masyarakatnya, larut dalam rasa hidangannya.

Sungguh sebuah pengalaman yang tak terkira, dan dapat menjadi bekal untuk mengawali perjalanan lainnya di kemudian hari.

Surabaya-Solo di medio Juli 2007

Kisah si Penebang Pohon

Dari sebuah mailing list...

"Kan Shu De Gu Shi"

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu."

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon.

Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. "Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?" "Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga," kata si penebang. "Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

"Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu"
Istirahat bukan berarti berhenti.

"Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu"
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!

Sumber : Kisah Si Penebang Pohon oleh Andrie Wongso

Not me, Boss...

Dari sebuah mailing list...

Ini cerita dari seorang teman yang bertahun silam pergi ke Papua New Guinea untuk urusan bisnis. Ia ditemani oleh dua orang temannya dan tinggal di sebuah rumah di pedalaman. Rumah ini dirawat oleh seorang lokal, yang tugasnya hanya dua yakni merawat rumah dan memasak.

Semuanya oke-oke saja, kecuali satu hal : mereka punya satu botol anggur yang mahal yang disimpan di ruang makan, yang setiap harinya sepertinya terus berkurang padahal mereka tidak pernah meminumnya. Anggur ini mahal dan mereka ingin menyimpannya untuk acara spesial. Yang mereka temukan adalah setiap hari jumlahnya sedikit demi sedikit berkurang. Mereka pun memutuskan untuk mengukur kekurangannya dengan membuat garis kecil pada botol, sehingga apabila memang berkurang lagi mereka bisa tahu dengan jelas.

Dan setelah membuat garis tersebut, mereka menemukan memang jumlah anggur dalam botol tersebut berkurang terus setiap hari, walau sedikit demi sedikit. Mereka tidak punya tertuduh lain lagi selain sang penunggu rumah lugu tersebut, sebab ketiganya memang jarang dirumah.

Suatu kali ketiganya pulang ke rumah dan mereka merencanakan memberi pelajaran si penunggu rumah. Mereka mengambil botol anggur dan mengganti isinya dengan air seni mereka. Setelah itu mereka letakkan kembali seperti biasa. Dan yang mereka temukan, setiap hari jumlah air seni inipun berkurang seperti halnya anggur.

Suatu hari mereka tidak tega lagi membayangkan bahwa si penunggu rumah yang baik hati ini sampai meneguk air seni mereka. Mereka memutuskan untuk memanggil si penunggu rumah dan menanyakan perihal anggur. Dan dengan gaya yang tidak menuduh langsung, mereka mengatakan bahwa mereka perhatikan persediaan anggur mereka di satu-satunya botol di rumah itu selalu menipis, dan pasti ada seorang di rumah ini yang meminumnya! Serta merta si penunggu rumah polos ini menyahut "Not me, Boss! Selama ini saya hanya selalu pakai untuk keperluan memasak untuk para Boss!".


Moral kisah :
Kalau bisa bertanya, kenapa berasumsi? Kalau bisa sederhana, kenapa dibuat rumit? Kadang kita justru mendapatkan akibat dari perbuatan kita sendiri, yang sebenarnya tidak perlu.

Sebagian besar dari kita sering terjebak di masalah seperti ini, kadangkita berpikir ini bukan untuk kepentingan saya. Lebih baik over-communication daripada misscommunication, namun anehnya di era informasi ini malah sering terjadi miss-miss yang lain (perception, understanding, dkk.)

Sabtu, April 26, 2008

Pingin Jadi Penulis?

Ingin Menjadi Penulis?
Rajinlah Membaca…
Oleh : Kukuh Priyo Susanto



Beberapa orang beranggapan menulis itu mudah, dan beberapa lainnya menganggap betapa sulitnya untuk memulai menulis. Tulisan adalah ungkapan pikiran, perasaan, dan apapun yang ada dalam benak seseorang yang dituangkan dalam rangkaian kalimat yang memiliki arti, maksud dan tujuan tertentu.

Tidak banyak orang yang bercita-cita untuk menjadi penulis. Kalu kita bertanya kepada seorang anak tentang cita-citanya kelak, pastilah tidak ada yang dengan serta merta menyatakan keinginannya untuk menjadi seorang penulis. Sepertinya menjadi penulis bukan sebuah profesi yang menjanjikan, mungkin secara materi.
Tidak ada yang mau dan mampu ‘mengabdikan’ dirinya untuk menjadi penulis. Akhirnya, menulis hanya sekedar dijadikan hobi, mengisi waktu luang, tempat curahan hati dan berbagai maksud lain yang tidak memiliki ‘nilai ekonomi’ di dalamnya.

Banyak himbauan dan ajakan untuk menulis, banyak undangan untuk mengisi kolom berbagai buletin, majalah, atau bahkan blog. Bahkan saat ini gencar sekali diadakan workshop dengan tema 'kiat menjadi penulis profesional'. Banyak orang ingin bisa menulis. Banyak yang ingin bisa buat buku, mengisi sebuah kolom di surat kabar, atau majalah. Sebagian malah bercita-cita menjadi 'blogger sejati'.

Menulis memang mengasyikkan. Dengan menulis kita bisa meng-ekspresikan apa yang ada dalam setiap detik pikiran kita, imajinasi kita bahkan angan-angan yang kadang tidak masuk akal.

Untuk yang awam, menulis itu sulit. Butuh kreatifitas, butuh waktu, butuh tenaga dan pikiran bahkan nantinya nggak sedikit uang yang dibutuhkan sebagai 'modal' untuk menulis.

Akhirnya, dari himbauan dan ajakan untuk menulis, mengisi kolom di buletin dan majalah, dan mengisi blog disambut dengan tidak semeriah ketika ada ajakan untuk piknik, atau ajakan untuk 'hang-out'.

Banyak mahasiswa yang menemui kendala ketika mereka harus menulis laporan akhir ketika akan menyelesaikan program kuliahnya. Banyak dari mereka yang tidak tahu harus mulai dari mana. Hal ini kembali diperparah ketika mereka gagal menemukan dosen pembimbing skripsi yang bisa memberikan arahan kepada mereka dalam menulis, karena menulis dalam skripsi bukan hanya sekedar memindahkan data dan fakta dalam bentuk tulisan akan tetapi masih diberlukan rangkaian kata dan kalimat yang membuat tampilan data dan fakta tadi menjadi menarik dan mudah dimengerti oleh pembacanya.

Ada sebuah pendapat yang menyatakan bahwa metode menulis yang paling mudah menuangkan apa saja yang ada dalam pikiran kita. Biasanya berupa pengalaman masa lalu, pengalaman perjalanan atau petualangan.
Seorang teman memiliki kebiasaan mencatat berbagai peristiwa atau momen yang dialaminya. Dicatatnya tanggal kejadian, jam sampai detik. Saat ini dia mulai memetik hasilnya dengan merangkai peristiwa tersebut ke dalam blog pribadinya.

Dahlan Iskan juga pernah membagikan tips bagaimana menjadi penulis. Tips yang paling sederhana adalah memperhatikan deskripsi. Dengan deskripsi yang baik dan detail akan seolah-olah mengajak pembaca untuk masuk ke dalam alur cerita tulisan tersebut. Pembaca seolah-olah terhanyut dalam rangkaian kata-kata penulis karena deskripsi yang diberikan begitu bagus dan detail. Dengan deskripsi yang bagus dan detail maka tidak akan mengakibatkan ganjalan atau opini yang tidak sesuai dengan alur tulisan.
Tips yang kedua yang paling sederhana adalah, selalu menggunakan kalimat-kalimat pendek. Apabila penulis sering menggunakan kalimat-kalimat panjang tanpa jedah, maka akan mengakibatkan kebosanan bagi pembaca. Lama-kelamaan pembaca akan merasa (maaf) mau muntah apabila terus membaca tulisan tersebut.

Dilain pihak ada yang berpendapat menulis menjadi sulit karena kita tidak terbiasa membaca. Dengan kata lain, minat kita untuk membaca masih 'dibawah normal'.
Bagaimana kita bisa menulis kalau tidak pernah membaca. Orang yang senang membaca biasanya akan 'terketuk' hatinya untuk ikut menulis. Gaya tulisan seseorang akan dipengaruhi oleh bacaan orang tersebut.
Banyak-banyaklah membaca, mudah-mudahan nantinya kita juga akan suka menulis. Dewi Lestari [Dee] yang terkenal dengan buku 'Supernova'-nya pastilah juga dia seorang yang suka membaca. Juga penulis-penulis lain semisal JK. Rowling.

Hal ini akhirnya sama seperti sebuah pertanyaan : "Lebih dulu mana, antara telur dan ayam", yang sama saja dengan "Lebih dulu mana, antara membaca dan menulis".

Ketika dulu kita di bangku SD atau bahkan sekarang anak-anak TK, pertama-tama yang dikenalkan oleh guru adalah huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata untuk dieja, diucapkan. Kemudian kata dirangkai menjadi kalimat pendek. Baru...proses selanjutnya kita diajari menulis.


MEMBACA

Dalam artikelnya yang dimuat pada majalah SWA 09 Januari 2008, H.B. Supiyo mengungkapkan - Saya bersyukur dapat menikmati kegemaran membaca dalam keluarga saya.
Istri, empat anak, dan saya sendiri dikaruniai kegemaran membaca yang telah tertanam, tumbuh dan berkembang tanpa dukalara. Saya teringat kata-kata bijak Francis Bacon yang bergelar Lord Verulam (1561-1626) berikut ini : Reading maketh a full man, conference a ready man, and writing an exact man. (Membaca menciptakan manusia seutuhnya, konferensi menciptakan manusia siap pakai, dan menulis menciptakan manusia sejati).

Taufik Ismail pernah berujar bahwa sebagian masyarakat kita sekarang tengah dilanda krisis membaca. Banyak faktor yang terkait dengan masalah hilangnya kegemaran membaca ini. Salah satu peran indah untuk membangun atau membangkitkan niat membaca, saya kira, berada di tangan dan hati setiap keluarga. Ayah dan ibu berperan sebagai model untuk anak-anak, bahkan juga cucu-cucu mereka.

Gemar dan tekun membaca mengantarkan seseorang ke langkah berikutnya, yaitu menulis, yang suatu saat bakal mendekatkan dia ke lahan yang mengilhami penulisan.
Seorang penikmat membaca biasanya mempunyai sejumlah koleksi buku – untuk tidak menamakannya perpustakaan pribadi – di rumahnya. Beragam buku tertata di atas meja tulis ataupun rak kecil sederhana. Ada kelompok fiksi, ada pula nonfiksi berbahasa Indonesia dan Inggris. Dengan penghasilan terbatas, ia menyisihkan sedikit dana untuk belanja buku. Paling tidak, setiap bulan ia membeli satu buku pilihan. Ia juga menyusun jadwal untuk membaca habis sebuah buku baru setiap bulan. Kecuali, buku yang tebalnya 400-450 halaman dan isinya terbilang relatif berat. Mungkin membaca yang paling mudah adalah membaca alam semesta. Pendapat Eileen Rachman mengenai membaca alam semesta, ia mencatat 7 keuntungan utama membaca alam semesta. Yakni : (1) Mengusir keraguan, kecemasan, dan kesedihan; (2) Menebalkan keimanan karena sesungguhnya bacaan adalah pelajaran yang paling besar, peringatan yang paling agung, pencegah kemungkaran yang paling efisien, dan perintah yang paling bijak; (3) Melemaskan lidah dan menghiasi diri dengan kefasihan berbicara; (4) Mengembangkan wawasan berpikir dan memperbaiki persepsi; (5) Mengambil manfaat dari pengalaman orang lain; (6) Menelaah berbagai kebudayaan yang menumbuhkan kesadaran akan perannya dalam kehidupan manusia; (7) Menjaga kalbu dari kekacauan dan memelihara waktu dari kesia-siaan.

Bondan Winarno yang saat ini lebih dikenal sebagai pakar kuliner, sejatinya beliau adalah seorang wartawan yang memiliki kegemaran menjelajahi negara-negara di dunia. Dalam setiap pengembaraannya beliau selalu menyempatkan mengabadikan dalam tulisan. Saat ini beliau masih aktif menulis sebuah kolom di Kompascommunity.

Pada kesempatan ini saya tidak akan menyinggung perpustakaan dalam perannya ikut meningkatkan minat baca masyarakat. Sepertinya sudah banyak upaya perpustakaan dalam hal ini. Hasilnya dapat dilihat saat ini bahwa jumlah kunjungan masyarakat ke perpustakaan. Seperti contohnya di Badan Perpustakaan Daerah Kota Malang yang setiap harinya didatangi ribuan pengunjung yang ingin memanfaatkan perpustakaan. Sepertinya upaya perpustakaan sudah maksimal, namun masih saja belum dapat memenuhi ‘dahaga’ masyarakat dalam memenuhi keinginannya untuk membaca. Seakan-akan perpustakaan selalu kewalahan dan seperti ‘kehabisan nafas’. Bahkan saat ini dapat dilihat di toko-toko buku besar seperti Gramedia yang di setiap lorongnya seakan-akan berubah menjadi taman bacaan. Dalam kasus ini beruntung Pak Jakob Oetama memperbolehkan pengunjung membaca-baca buku dengan konsekwensi buku menjadi rusak atau kumuh. Di benak banyak orang, tertanam anggapan bahwa "minat baca" itu rendah; tapi toko buku dan pameran buku selalu ramai.

Memiliki kebiasaan membaca dan memiliki pengalaman hidup yang segudang akan membawa seseorang kepada sebuah keinginan untuk menuangkannya dalam tulisan yang kemungkinan nantinya menjadi buku. Siapa yang bisa menyangka apabila buku itu laku di pasaran dan menjadi “BEST SELLER”.

Ayo kita membaca [dan menulis] …


Bahan Bacaan :
Disarikan dari hasil diskusi mengenai “Minat Baca” di mailing list the_ics@yahoogroups.com

UU no. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan

Undang-undang yang mengatur tentang perpustakaan sudah disahkan oleh DPR. Segera setelah itu pro dan kontra mulai bermunculan menyoal isi dari undang-undang tadi. Pihak yang pro melontarkan berbagai statemen yang mendukung keberadaan undang-undang tersebut, sedangkan pihak yang kontra sebenarnya bukan tidak menyetujui adanya undang-undang tadi, akan tetapi mereka merasa ada beberapa keinginan mereka yang tidak diakomodir dalam undang-undang tersebut.

Ada pihak lain yang mengatakan keberadaan 2 pihak yang pro dan kontra tadi adalah hal yang biasa didalam satu proses pendewasaan ber-demokrasi. Memang sulit apabila kita harus meluluskan keinginan semua pihak.

Disadari atau tidak keberadaan undang-undang tersebut penting bagi kita pustakawan. Keberadaan undang-undang tersebut dimaksudkan untuk menaungi keberadaan dan kepentingan perpustakaan di Indonesia termasuk orang-orang yang terlibat didalamnya.

Bulan November 2007 yang lalu telah diadakan Rakerpus IPI di Surakarta yang salah satu agendanya adalah sosialisasi undang-undang ini. Diharapkan nantinya undang-undang no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan dapat segera diimplementasikan di Indonesia. Sejalan dengan tujuan sosialisasi tersebut, saya mengajak kepada semuanya untuk [paling tidak] membaca Undang-undang no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Untuk yang belum punya mungkin bisa mengunduh di http://www.pnri.go.id/uploaded_files/homepage_folders/highlight/ruu_perpustakaan/pdf/UU_43_2007_PERPUSTAKAAN.pdf

Semoga bermanfaat.

KETOPRAK

Mendengar kata 'KETOPRAK' bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di Jawa Timur dan Jawa Tengah mungkin langsung dikonotasikan pada sebuah seni pergelaran tradisional yang mengangkat cerita-cerita tradisional.

Lain halnya ketika masyarakat sekitaran JABODETABEK mendengar kata 'KETOPRAK' pasti dalam lintasan pikiran mereka adalah suatu jenis makanan yang dijajakan [biasanya] berkeliling dengan gerobak dorong.

Jalur lalulintas Sidoarjo - Surabaya dan sebaliknya setiap hari sudah terlalu akrab bagi saya yang tinggal di Sidoarjo dan bekerja di Surabaya. Seperti halnya mereka yang tinggal di Bekasi atau Depok yang bekerja di Jakarta.

Setiap pagi saya melewati jalan raya Waru menjelang masuk Surabaya. Sebenarnya sudah sering saya melihat ada gerobak dorong penjual makanan yang berhenti di depan bekas bengkel mobil di kawasan itu. Dari bentuk gerobaknya saya melihat mirip dengan gerobak penjual Ketoprak di Jakarta dan sekitar. Karena penasaran, Sabtu pagi dalam perjalanan 'tugas tambahan' di kantor saya putuskan berhenti di depan bekas bengkel mobil itu dan tepat didepannya ada gerobak dan penjualnya. Ternyata dugaan saya benar bahwa yang selama ini saya 'curigai' sebagai penjual Ketoprak ternyata memang mas-mas ini penjual Ketoprak.

Saya memutuskan untuk memesan 2 bungkus untuk dibawa ke kantor. 'Prosesi' penyajiannya mengingatkan saya kembali waktu sekitar tahun 1999 sempat 'nyasar' di Jakarta selama setahun. Ketoprak sepat menjadi 'menu utama' sarapan hampir setiap hari yang kadang diselingi dengan Lontong Sayur, Nasi Uduk, atau Gado-Gado. Penyajiannya-pun mirip dengan 'Jakarta punya' dan rasanya patut mendapat acungan dua jempol.

Akhirnya Ketoprak 2 bungkus dengan bumbu terpisah saya bawa ke kantor untuk dinikmati di sana. Total 'kerusakan' untuk 2 bungkus Ketoprak hanya 7K saja.

Kalo di Jakarta sekarang berapa ya harga Ketoprak per porsi?
Jadi sekarang tinggal Gado-Gado yang bikin saya penasaran. Karena selama saya di Surabaya tidak pernah menemukan Gado-Gado seperti yang dijual di wilayah JABODETABEK. Gado-Gadoyang dijual di Surabaya kebanyakan adalah 'Gado-Gado siram'. Saus kacang yang disira ke racikan gado-gadonya.

Ketoprak mas....

SOTO AMBENGAN

Sebagai warga pendatang di Surabaya, sudah pasti salah satu hal yang wajib untuk dikenal adalah makanan yang ada dan sering menjadi 'ikon' diSurabaya dan sekitar.

Saya tinggal di pinggir kota Surabaya dan sudah sejak tahun 80-an mengenal salah satu jenis makanan khas Surabaya yaitu Soto Ayam. Soto Ayam yang hadir di Surabaya tampil dengan beraneka ragam nama. Ada yang memberinya nama Soto Ayam Lamongan dan salah satu yang paling identik dengan Surabaya adalah Soto Ambengan.

Sekitar tahun 1988 saya mulai diperkenalkan dengan Soto Ambengan. Apabila diamati memang tidak berbeda jauh rasa dan bentuknya dengan Soto Ayam Lamongan. Salah satu penjual Soto Ambengan yang paling dikenal di Surabaya adalah pak Sadi yang memang membuka gerainya di Jl. Ambengan Surabaya.

Saat ini saya menemui beberapa tempat baru yang membuka gerai dengan nama Soto Ambengan meskipun tanpa embel-embel nama pak Sadi di belakangnya.

Sebagai warga pendatang di Surabaya, sudah pasti salah satu hal yang wajibuntuk dikenal adalah makanan yang ada dan sering menjadi 'ikon' di Surabaya dan sekitar.

Saya tinggal di pinggir kota Surabaya dan sudah sejak tahun 80-an mengenal salah satu jenis makanan khas Surabaya yaitu Soto Ayam. Soto Ayam yanghadir di Surabaya tampil dengan beraneka ragam nama. Ada yang memberinya nama Soto Ayam Lamongan dan salah satu yang paling identik dengan Surabaya adalah Soto Ambengan.

Sekitar tahun 1988 saya mulai diperkenalkan dengan Soto Ambengan. Apabila diamati memang tidak berbeda jauh rasa dan bentuknya dengan Soto Ayam Lamongan.

Salah satu penjual Soto Ambengan yang paling dikenal di Surabaya adalah pak Sadi yang memang membuka gerainya di Jl. Ambengan Surabaya.

Saat ini saya menemui beberapa tempat baru yang membuka gerai dengan nama Soto Ambengan meskipun tanpa embel-embel nama pak Sadi di belakangnya.

Menurut Bapak Herianto Pribadi [rekan Jalansutra] soto Ambengan sebenarnya adalah "branding" Soto Ayam Lamongan karena terkenalnya Soto pak Sadi.

Ini hampir sama dengan "branding" Soto Sulung untuk Soto Madura jerohan yang dijajakan di Jalan Sulung.

Konon cerita pak Sadi mulai menjual sotonya sejak akhir th 60-an, mulai dari bakul pikulan lalu tahun 70-an menyewa tempat di Jl Ambengan pojokan dengan Jl. Jaksa Agung Suprapto. Awal tahun 80-an pindah lagi ke lokasi saat ini yaitu di Jl Ambengan dekat Jl. Seruni.

Diferensiasi pak Sadi dibanding soto Lamongan lainnya saat itu dilakukan dengan :

  1. Menggunakan koya yang unik, heavy dengan bawang putih goreng dibanding dengan kerupuk udang sehingga mencuatkan rasa gurih, asin dan pahit yang membuat kecanduan.
  2. Menawarkan pilihan mix-match bagian-bagian ayam, misal : brutu, ati, ampela, rongkong, kulit, telur muda, daging putih dan daging coklat.
  3. Kuah yang lebih kental dan cenderung 'machtig' karena dia mencampurkan bagian kuah yang berminyak di permukaan panci ke setiap mangkok soto.

Karena suksesnya (pada tahun 70 akhir Pak Sadi adalah salah satu pembeli Mercy Tiger pertama di Surabaya), banyak pedagang Soto yang mengikuti genre-nya, satu dekat sekolah di Jl. Ambengan pojokan Jl. Kusuma Bangsa.

Yang lain Soto Ambengan cak Soleh yang buka beberapa cabang di Jakarta. Sekarang makin banyak yang mengikuti nama Soto Ambengan tanpa harus berdiam di Jl. Ambengan karena nama tersebut tidak dipatenkan. Pak Sadi akhirnya menciptakan plang khusus dengan fotonya untuk memastikan bahwa cabang tersebut otentik.

Salam SOTO....

Jumat, April 25, 2008

Hidup ini Ujian

Pada hakekatnya hidup ini adalah ujian. Kadang orang mengira ia diuji ketika ia mengalami kekurangan, keterpurukan, kesialan, ataupun halangan dalam hidupnya.

Ketika orang diberikan kenikmatan, ia lupa bahwa sebenarnya ia juga sedang diuji. Dalam kenikmatan yang sering bersifat anestetic [membius] cenderung akan membuat orang lupa. Bahkan akan melupakan segalanya, termasuk hakekat hidupnya di dunia.

Tuhan menciptakan ujian sebagai sarana untuk melihat kualitas iman seseorang. Orang yang berada dalam kekurangan dan kemalangan akan lebih cenderung dekat dengan Alloh dan ia akan merasakan bahwa hidupnya sedang diuji oleh Alloh.

Orang yang berada dalam kemewahan hidup akan cenderung lupa. Bahkan juga akan lupa dengan sekitarnya.

Hidup adalah ujian, maka persiapkanlah diri kita untuk menghadapi ujian itu agar dapat lulus dengan nilai yang memuaskan di mata sesama manusia dan di jalan Alloh.

Semoga...

Memulai dengannya

Ketika keinginan dan hasrat muncul, maka segeralah untuk memulainya. Hasrat dan keinginan kadang muncul dengan tiba-tiba.

Jangan sia-siakan kedatangannya, jangan tunda lagi
Mungkin dia tak akan kembali

Hidup tanpa hasrat apa gunanya

Ketika hasrat dan keinginan ada...