Saya tinggal di pinggir kota Surabaya dan sudah sejak tahun 80-an mengenal salah satu jenis makanan khas Surabaya yaitu Soto Ayam. Soto Ayam yang hadir di Surabaya tampil dengan beraneka ragam nama. Ada yang memberinya nama Soto Ayam Lamongan dan salah satu yang paling identik dengan Surabaya adalah Soto Ambengan.
Sekitar tahun 1988 saya mulai diperkenalkan dengan Soto Ambengan. Apabila diamati memang tidak berbeda jauh rasa dan bentuknya dengan Soto Ayam Lamongan. Salah satu penjual Soto Ambengan yang paling dikenal di Surabaya adalah pak Sadi yang memang membuka gerainya di Jl. Ambengan Surabaya.
Saat ini saya menemui beberapa tempat baru yang membuka gerai dengan nama Soto Ambengan meskipun tanpa embel-embel nama pak Sadi di belakangnya.
Sebagai warga pendatang di Surabaya, sudah pasti salah satu hal yang wajibuntuk dikenal adalah makanan yang ada dan sering menjadi 'ikon' di Surabaya dan sekitar.
Saya tinggal di pinggir kota Surabaya dan sudah sejak tahun 80-an mengenal salah satu jenis makanan khas Surabaya yaitu Soto Ayam. Soto Ayam yanghadir di Surabaya tampil dengan beraneka ragam nama. Ada yang memberinya nama Soto Ayam Lamongan dan salah satu yang paling identik dengan Surabaya adalah Soto Ambengan.
Sekitar tahun 1988 saya mulai diperkenalkan dengan Soto Ambengan. Apabila diamati memang tidak berbeda jauh rasa dan bentuknya dengan Soto Ayam Lamongan.
Salah satu penjual Soto Ambengan yang paling dikenal di Surabaya adalah pak Sadi yang memang membuka gerainya di Jl. Ambengan Surabaya.
Saat ini saya menemui beberapa tempat baru yang membuka gerai dengan nama Soto Ambengan meskipun tanpa embel-embel nama pak Sadi di belakangnya.
Menurut Bapak Herianto Pribadi [rekan Jalansutra] soto Ambengan sebenarnya adalah "branding" Soto Ayam Lamongan karena terkenalnya Soto pak Sadi.
Ini hampir sama dengan "branding" Soto Sulung untuk Soto Madura jerohan yang dijajakan di Jalan Sulung.
Konon cerita pak Sadi mulai menjual sotonya sejak akhir th 60-an, mulai dari bakul pikulan lalu tahun 70-an menyewa tempat di Jl Ambengan pojokan dengan Jl. Jaksa Agung Suprapto. Awal tahun 80-an pindah lagi ke lokasi saat ini yaitu di Jl Ambengan dekat Jl. Seruni.
Diferensiasi pak Sadi dibanding soto Lamongan lainnya saat itu dilakukan dengan :
- Menggunakan koya yang unik, heavy dengan bawang putih goreng dibanding dengan kerupuk udang sehingga mencuatkan rasa gurih, asin dan pahit yang membuat kecanduan.
- Menawarkan pilihan mix-match bagian-bagian ayam, misal : brutu, ati, ampela, rongkong, kulit, telur muda, daging putih dan daging coklat.
- Kuah yang lebih kental dan cenderung 'machtig' karena dia mencampurkan bagian kuah yang berminyak di permukaan panci ke setiap mangkok soto.
Karena suksesnya (pada tahun 70 akhir Pak Sadi adalah salah satu pembeli Mercy Tiger pertama di Surabaya), banyak pedagang Soto yang mengikuti genre-nya, satu dekat sekolah di Jl. Ambengan pojokan Jl. Kusuma Bangsa.
Yang lain Soto Ambengan cak Soleh yang buka beberapa cabang di Jakarta. Sekarang makin banyak yang mengikuti nama Soto Ambengan tanpa harus berdiam di Jl. Ambengan karena nama tersebut tidak dipatenkan. Pak Sadi akhirnya menciptakan plang khusus dengan fotonya untuk memastikan bahwa cabang tersebut otentik.
Salam SOTO....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar