Rabu, April 30, 2008

Makan buah bukan hanya sekedar proses

“beli, potong, makan!”, sebenarnya masih terdapat banyak pengetahuan. Jika Anda mengetahui kapan dan bagaimana memakannya, akan banyak manfaat yang akan kau peroleh.

Buah seharusnya dimakan saat perut kosong, bukan sebagai makanan penutup yang disantap selesai makan nasi.

Jika Anda membiasakan makan buah saat perut kosong, akan membantu pembuangan racun tubuh, sekaligus mensuplai energi yang cukup untuk kegiatan sehari-hari (terutama saat diet).

Food is the most important food
Contoh : ketika kau memakan 2 potong roti dan seporsi buah

Buah lebih mudah diserap daripada roti, dalam lambung hanya butuh waktu singkat sudah dapat masuk kedalam usus kecil, saat itu roti masih belum sepenuhnya hancur, akibatnya jalan bagi buah tersebut terhambat.

Makanan dalam lambung akan berubah menjadi asam. Makanan dalam lambung, asam lambung ditambah lagi dengan buah, mudah menyebabkan buah berubah kwalitas, sehingga menimbulkan efek buruk bagi tubuh.

Sebab itu makan buah dengan perut kosong adalah yang terbaik!

Pernahkah mendengar orang mengatatan –
“setiap kali aku makan semangka suka tersedak”
“ketika aku makan durian maka lambung terasa mengembang”
“selesai makan pisang, aku segera ingin ke toilet.”

Kenyataannya,
Jika Anda makan buah saat perut kosong, tidak akan timbul masalah tersebut diatas.
Buah dan makanan lain dalam lambung akan tercampur hingga membentuk gas tubuh, menyebabkan tersedak atau lambung mengembang

Yang lebih penting lagi, makan buah dengan perut kosong dapat menghindari rambut berubah menjadi putih, botak, syarat tegang, hitam pada sekeliling mata.

Jangan mengira jeruk, lemon yang rasanya asam dapat membantu asam dalam lambung. Research menunjukkan, semua buah yang masuk kedalam lambung, setelahnya akan berubah menjadi basa.

Jangan makan buah yang telah dipanaskan, buah yang telah dipanaskan akan hilang semua vitaminnya. Sama dengan tidak memakannya, karena semua vitamin akan hilang melalui pemanasan.

Jika kau butuh vitamin yang terkandung dalam buah, maka jangan santap “nasi goreng nanas”, “sapi semur buah mangga, “tim buah pear”, dll.

Sari buah, harus diminum fresh, jangan meminum produk kemasan, seperti minuman kaleng, dll.

Kembali lagi, serat buah sangat berfaedah, sebab itu makan buah utuh efeknya jauh lebih bagus daripada hanya minum sari dari buah saja.

Saat minum sari buah, minum seteguk demi seteguk, sehingga ada waktu yang cukup bagi sari buah untuk bercampur dengan air liur.

Tiga hari “bersantap buah”
Cara yang efektif untuk membersihkan lambung dan membuang racun tubuh.

Hanya makan buah, minum air buah perasan
hanya butuh tiga hari
Kau akan temukan seluruh tubuh menjadi lebih segar.

Memasuki periode “bersantap buah”, kau tak akan merasa tak enak……setiap kali Anda makan buah yang berbeda, sekali-kali juga boleh makan salad buah, dengan demikian selain inovatif juga mendapat hasil yang bagus !

Sekarang Anda telah mengetahui aturan makan buah, artinya Anda telah mendapat resep untuk menjadi cantik, panjang umur, sehat, energik.

SEMOGA KITA SEMUA TETAP BAHAGIA DAN BERBADAN SEHAT !

Selasa, April 29, 2008

Memulai Perjalanan

Di dalam hati selalu ada keinginan untuk selalu mendapatkan pengalaman baru. Pengalaman yang didapatkan dari sebuah perjalanan akan lebih memberi kesan yang mendalam.

Mengunjungi berbagai macam tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya akan selalu dapat menambah perbendaharaan pengalaman. Pengalaman yang dapat diceritakan, dibagi dan diabadikan dalam berbagai bentuk dan media.

Perjalanan ini juga dapat menambah pengetahuan kita baik dari segi geografis, budaya, dan sosial. Pengetahuan kita akan bertambah apabila kita mengunjungi tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah dikunjungi. Apalagi jika tempat tersebut memiliki nilai cerita atau nilai historis yang tinggi yang memiliki arti penting baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Kota Solo sebagai salah satu kota budaya di Indonesia yang memiliki pesona budaya yang tinggi telah memberi kesan tersendiri dalam sebuah perjalanan yang saya lakukan bersama ibu saya yang dilahirkan di kota itu. Ini juga merupakan perjalanan nostalgia bagi ibu saya, mengenang
jejak masa kecilnya di kota yang menyimpan jutaan kekayaan budaya.

Walau hanya merupakan perjalanan singkat, saya kembali dapat mengagumi keragaman budaya dan keragaman pranata cara kehidupan masyarakat di Indonesia. Menelusuri kota Solo, menikmati keramahan masyarakatnya, larut dalam rasa hidangannya.

Sungguh sebuah pengalaman yang tak terkira, dan dapat menjadi bekal untuk mengawali perjalanan lainnya di kemudian hari.

Surabaya-Solo di medio Juli 2007

Kisah si Penebang Pohon

Dari sebuah mailing list...

"Kan Shu De Gu Shi"

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu."

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon.

Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. "Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?" "Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga," kata si penebang. "Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

"Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu"
Istirahat bukan berarti berhenti.

"Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu"
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!

Sumber : Kisah Si Penebang Pohon oleh Andrie Wongso

Not me, Boss...

Dari sebuah mailing list...

Ini cerita dari seorang teman yang bertahun silam pergi ke Papua New Guinea untuk urusan bisnis. Ia ditemani oleh dua orang temannya dan tinggal di sebuah rumah di pedalaman. Rumah ini dirawat oleh seorang lokal, yang tugasnya hanya dua yakni merawat rumah dan memasak.

Semuanya oke-oke saja, kecuali satu hal : mereka punya satu botol anggur yang mahal yang disimpan di ruang makan, yang setiap harinya sepertinya terus berkurang padahal mereka tidak pernah meminumnya. Anggur ini mahal dan mereka ingin menyimpannya untuk acara spesial. Yang mereka temukan adalah setiap hari jumlahnya sedikit demi sedikit berkurang. Mereka pun memutuskan untuk mengukur kekurangannya dengan membuat garis kecil pada botol, sehingga apabila memang berkurang lagi mereka bisa tahu dengan jelas.

Dan setelah membuat garis tersebut, mereka menemukan memang jumlah anggur dalam botol tersebut berkurang terus setiap hari, walau sedikit demi sedikit. Mereka tidak punya tertuduh lain lagi selain sang penunggu rumah lugu tersebut, sebab ketiganya memang jarang dirumah.

Suatu kali ketiganya pulang ke rumah dan mereka merencanakan memberi pelajaran si penunggu rumah. Mereka mengambil botol anggur dan mengganti isinya dengan air seni mereka. Setelah itu mereka letakkan kembali seperti biasa. Dan yang mereka temukan, setiap hari jumlah air seni inipun berkurang seperti halnya anggur.

Suatu hari mereka tidak tega lagi membayangkan bahwa si penunggu rumah yang baik hati ini sampai meneguk air seni mereka. Mereka memutuskan untuk memanggil si penunggu rumah dan menanyakan perihal anggur. Dan dengan gaya yang tidak menuduh langsung, mereka mengatakan bahwa mereka perhatikan persediaan anggur mereka di satu-satunya botol di rumah itu selalu menipis, dan pasti ada seorang di rumah ini yang meminumnya! Serta merta si penunggu rumah polos ini menyahut "Not me, Boss! Selama ini saya hanya selalu pakai untuk keperluan memasak untuk para Boss!".


Moral kisah :
Kalau bisa bertanya, kenapa berasumsi? Kalau bisa sederhana, kenapa dibuat rumit? Kadang kita justru mendapatkan akibat dari perbuatan kita sendiri, yang sebenarnya tidak perlu.

Sebagian besar dari kita sering terjebak di masalah seperti ini, kadangkita berpikir ini bukan untuk kepentingan saya. Lebih baik over-communication daripada misscommunication, namun anehnya di era informasi ini malah sering terjadi miss-miss yang lain (perception, understanding, dkk.)

Sabtu, April 26, 2008

Pingin Jadi Penulis?

Ingin Menjadi Penulis?
Rajinlah Membaca…
Oleh : Kukuh Priyo Susanto



Beberapa orang beranggapan menulis itu mudah, dan beberapa lainnya menganggap betapa sulitnya untuk memulai menulis. Tulisan adalah ungkapan pikiran, perasaan, dan apapun yang ada dalam benak seseorang yang dituangkan dalam rangkaian kalimat yang memiliki arti, maksud dan tujuan tertentu.

Tidak banyak orang yang bercita-cita untuk menjadi penulis. Kalu kita bertanya kepada seorang anak tentang cita-citanya kelak, pastilah tidak ada yang dengan serta merta menyatakan keinginannya untuk menjadi seorang penulis. Sepertinya menjadi penulis bukan sebuah profesi yang menjanjikan, mungkin secara materi.
Tidak ada yang mau dan mampu ‘mengabdikan’ dirinya untuk menjadi penulis. Akhirnya, menulis hanya sekedar dijadikan hobi, mengisi waktu luang, tempat curahan hati dan berbagai maksud lain yang tidak memiliki ‘nilai ekonomi’ di dalamnya.

Banyak himbauan dan ajakan untuk menulis, banyak undangan untuk mengisi kolom berbagai buletin, majalah, atau bahkan blog. Bahkan saat ini gencar sekali diadakan workshop dengan tema 'kiat menjadi penulis profesional'. Banyak orang ingin bisa menulis. Banyak yang ingin bisa buat buku, mengisi sebuah kolom di surat kabar, atau majalah. Sebagian malah bercita-cita menjadi 'blogger sejati'.

Menulis memang mengasyikkan. Dengan menulis kita bisa meng-ekspresikan apa yang ada dalam setiap detik pikiran kita, imajinasi kita bahkan angan-angan yang kadang tidak masuk akal.

Untuk yang awam, menulis itu sulit. Butuh kreatifitas, butuh waktu, butuh tenaga dan pikiran bahkan nantinya nggak sedikit uang yang dibutuhkan sebagai 'modal' untuk menulis.

Akhirnya, dari himbauan dan ajakan untuk menulis, mengisi kolom di buletin dan majalah, dan mengisi blog disambut dengan tidak semeriah ketika ada ajakan untuk piknik, atau ajakan untuk 'hang-out'.

Banyak mahasiswa yang menemui kendala ketika mereka harus menulis laporan akhir ketika akan menyelesaikan program kuliahnya. Banyak dari mereka yang tidak tahu harus mulai dari mana. Hal ini kembali diperparah ketika mereka gagal menemukan dosen pembimbing skripsi yang bisa memberikan arahan kepada mereka dalam menulis, karena menulis dalam skripsi bukan hanya sekedar memindahkan data dan fakta dalam bentuk tulisan akan tetapi masih diberlukan rangkaian kata dan kalimat yang membuat tampilan data dan fakta tadi menjadi menarik dan mudah dimengerti oleh pembacanya.

Ada sebuah pendapat yang menyatakan bahwa metode menulis yang paling mudah menuangkan apa saja yang ada dalam pikiran kita. Biasanya berupa pengalaman masa lalu, pengalaman perjalanan atau petualangan.
Seorang teman memiliki kebiasaan mencatat berbagai peristiwa atau momen yang dialaminya. Dicatatnya tanggal kejadian, jam sampai detik. Saat ini dia mulai memetik hasilnya dengan merangkai peristiwa tersebut ke dalam blog pribadinya.

Dahlan Iskan juga pernah membagikan tips bagaimana menjadi penulis. Tips yang paling sederhana adalah memperhatikan deskripsi. Dengan deskripsi yang baik dan detail akan seolah-olah mengajak pembaca untuk masuk ke dalam alur cerita tulisan tersebut. Pembaca seolah-olah terhanyut dalam rangkaian kata-kata penulis karena deskripsi yang diberikan begitu bagus dan detail. Dengan deskripsi yang bagus dan detail maka tidak akan mengakibatkan ganjalan atau opini yang tidak sesuai dengan alur tulisan.
Tips yang kedua yang paling sederhana adalah, selalu menggunakan kalimat-kalimat pendek. Apabila penulis sering menggunakan kalimat-kalimat panjang tanpa jedah, maka akan mengakibatkan kebosanan bagi pembaca. Lama-kelamaan pembaca akan merasa (maaf) mau muntah apabila terus membaca tulisan tersebut.

Dilain pihak ada yang berpendapat menulis menjadi sulit karena kita tidak terbiasa membaca. Dengan kata lain, minat kita untuk membaca masih 'dibawah normal'.
Bagaimana kita bisa menulis kalau tidak pernah membaca. Orang yang senang membaca biasanya akan 'terketuk' hatinya untuk ikut menulis. Gaya tulisan seseorang akan dipengaruhi oleh bacaan orang tersebut.
Banyak-banyaklah membaca, mudah-mudahan nantinya kita juga akan suka menulis. Dewi Lestari [Dee] yang terkenal dengan buku 'Supernova'-nya pastilah juga dia seorang yang suka membaca. Juga penulis-penulis lain semisal JK. Rowling.

Hal ini akhirnya sama seperti sebuah pertanyaan : "Lebih dulu mana, antara telur dan ayam", yang sama saja dengan "Lebih dulu mana, antara membaca dan menulis".

Ketika dulu kita di bangku SD atau bahkan sekarang anak-anak TK, pertama-tama yang dikenalkan oleh guru adalah huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata untuk dieja, diucapkan. Kemudian kata dirangkai menjadi kalimat pendek. Baru...proses selanjutnya kita diajari menulis.


MEMBACA

Dalam artikelnya yang dimuat pada majalah SWA 09 Januari 2008, H.B. Supiyo mengungkapkan - Saya bersyukur dapat menikmati kegemaran membaca dalam keluarga saya.
Istri, empat anak, dan saya sendiri dikaruniai kegemaran membaca yang telah tertanam, tumbuh dan berkembang tanpa dukalara. Saya teringat kata-kata bijak Francis Bacon yang bergelar Lord Verulam (1561-1626) berikut ini : Reading maketh a full man, conference a ready man, and writing an exact man. (Membaca menciptakan manusia seutuhnya, konferensi menciptakan manusia siap pakai, dan menulis menciptakan manusia sejati).

Taufik Ismail pernah berujar bahwa sebagian masyarakat kita sekarang tengah dilanda krisis membaca. Banyak faktor yang terkait dengan masalah hilangnya kegemaran membaca ini. Salah satu peran indah untuk membangun atau membangkitkan niat membaca, saya kira, berada di tangan dan hati setiap keluarga. Ayah dan ibu berperan sebagai model untuk anak-anak, bahkan juga cucu-cucu mereka.

Gemar dan tekun membaca mengantarkan seseorang ke langkah berikutnya, yaitu menulis, yang suatu saat bakal mendekatkan dia ke lahan yang mengilhami penulisan.
Seorang penikmat membaca biasanya mempunyai sejumlah koleksi buku – untuk tidak menamakannya perpustakaan pribadi – di rumahnya. Beragam buku tertata di atas meja tulis ataupun rak kecil sederhana. Ada kelompok fiksi, ada pula nonfiksi berbahasa Indonesia dan Inggris. Dengan penghasilan terbatas, ia menyisihkan sedikit dana untuk belanja buku. Paling tidak, setiap bulan ia membeli satu buku pilihan. Ia juga menyusun jadwal untuk membaca habis sebuah buku baru setiap bulan. Kecuali, buku yang tebalnya 400-450 halaman dan isinya terbilang relatif berat. Mungkin membaca yang paling mudah adalah membaca alam semesta. Pendapat Eileen Rachman mengenai membaca alam semesta, ia mencatat 7 keuntungan utama membaca alam semesta. Yakni : (1) Mengusir keraguan, kecemasan, dan kesedihan; (2) Menebalkan keimanan karena sesungguhnya bacaan adalah pelajaran yang paling besar, peringatan yang paling agung, pencegah kemungkaran yang paling efisien, dan perintah yang paling bijak; (3) Melemaskan lidah dan menghiasi diri dengan kefasihan berbicara; (4) Mengembangkan wawasan berpikir dan memperbaiki persepsi; (5) Mengambil manfaat dari pengalaman orang lain; (6) Menelaah berbagai kebudayaan yang menumbuhkan kesadaran akan perannya dalam kehidupan manusia; (7) Menjaga kalbu dari kekacauan dan memelihara waktu dari kesia-siaan.

Bondan Winarno yang saat ini lebih dikenal sebagai pakar kuliner, sejatinya beliau adalah seorang wartawan yang memiliki kegemaran menjelajahi negara-negara di dunia. Dalam setiap pengembaraannya beliau selalu menyempatkan mengabadikan dalam tulisan. Saat ini beliau masih aktif menulis sebuah kolom di Kompascommunity.

Pada kesempatan ini saya tidak akan menyinggung perpustakaan dalam perannya ikut meningkatkan minat baca masyarakat. Sepertinya sudah banyak upaya perpustakaan dalam hal ini. Hasilnya dapat dilihat saat ini bahwa jumlah kunjungan masyarakat ke perpustakaan. Seperti contohnya di Badan Perpustakaan Daerah Kota Malang yang setiap harinya didatangi ribuan pengunjung yang ingin memanfaatkan perpustakaan. Sepertinya upaya perpustakaan sudah maksimal, namun masih saja belum dapat memenuhi ‘dahaga’ masyarakat dalam memenuhi keinginannya untuk membaca. Seakan-akan perpustakaan selalu kewalahan dan seperti ‘kehabisan nafas’. Bahkan saat ini dapat dilihat di toko-toko buku besar seperti Gramedia yang di setiap lorongnya seakan-akan berubah menjadi taman bacaan. Dalam kasus ini beruntung Pak Jakob Oetama memperbolehkan pengunjung membaca-baca buku dengan konsekwensi buku menjadi rusak atau kumuh. Di benak banyak orang, tertanam anggapan bahwa "minat baca" itu rendah; tapi toko buku dan pameran buku selalu ramai.

Memiliki kebiasaan membaca dan memiliki pengalaman hidup yang segudang akan membawa seseorang kepada sebuah keinginan untuk menuangkannya dalam tulisan yang kemungkinan nantinya menjadi buku. Siapa yang bisa menyangka apabila buku itu laku di pasaran dan menjadi “BEST SELLER”.

Ayo kita membaca [dan menulis] …


Bahan Bacaan :
Disarikan dari hasil diskusi mengenai “Minat Baca” di mailing list the_ics@yahoogroups.com

UU no. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan

Undang-undang yang mengatur tentang perpustakaan sudah disahkan oleh DPR. Segera setelah itu pro dan kontra mulai bermunculan menyoal isi dari undang-undang tadi. Pihak yang pro melontarkan berbagai statemen yang mendukung keberadaan undang-undang tersebut, sedangkan pihak yang kontra sebenarnya bukan tidak menyetujui adanya undang-undang tadi, akan tetapi mereka merasa ada beberapa keinginan mereka yang tidak diakomodir dalam undang-undang tersebut.

Ada pihak lain yang mengatakan keberadaan 2 pihak yang pro dan kontra tadi adalah hal yang biasa didalam satu proses pendewasaan ber-demokrasi. Memang sulit apabila kita harus meluluskan keinginan semua pihak.

Disadari atau tidak keberadaan undang-undang tersebut penting bagi kita pustakawan. Keberadaan undang-undang tersebut dimaksudkan untuk menaungi keberadaan dan kepentingan perpustakaan di Indonesia termasuk orang-orang yang terlibat didalamnya.

Bulan November 2007 yang lalu telah diadakan Rakerpus IPI di Surakarta yang salah satu agendanya adalah sosialisasi undang-undang ini. Diharapkan nantinya undang-undang no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan dapat segera diimplementasikan di Indonesia. Sejalan dengan tujuan sosialisasi tersebut, saya mengajak kepada semuanya untuk [paling tidak] membaca Undang-undang no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan. Untuk yang belum punya mungkin bisa mengunduh di http://www.pnri.go.id/uploaded_files/homepage_folders/highlight/ruu_perpustakaan/pdf/UU_43_2007_PERPUSTAKAAN.pdf

Semoga bermanfaat.

KETOPRAK

Mendengar kata 'KETOPRAK' bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di Jawa Timur dan Jawa Tengah mungkin langsung dikonotasikan pada sebuah seni pergelaran tradisional yang mengangkat cerita-cerita tradisional.

Lain halnya ketika masyarakat sekitaran JABODETABEK mendengar kata 'KETOPRAK' pasti dalam lintasan pikiran mereka adalah suatu jenis makanan yang dijajakan [biasanya] berkeliling dengan gerobak dorong.

Jalur lalulintas Sidoarjo - Surabaya dan sebaliknya setiap hari sudah terlalu akrab bagi saya yang tinggal di Sidoarjo dan bekerja di Surabaya. Seperti halnya mereka yang tinggal di Bekasi atau Depok yang bekerja di Jakarta.

Setiap pagi saya melewati jalan raya Waru menjelang masuk Surabaya. Sebenarnya sudah sering saya melihat ada gerobak dorong penjual makanan yang berhenti di depan bekas bengkel mobil di kawasan itu. Dari bentuk gerobaknya saya melihat mirip dengan gerobak penjual Ketoprak di Jakarta dan sekitar. Karena penasaran, Sabtu pagi dalam perjalanan 'tugas tambahan' di kantor saya putuskan berhenti di depan bekas bengkel mobil itu dan tepat didepannya ada gerobak dan penjualnya. Ternyata dugaan saya benar bahwa yang selama ini saya 'curigai' sebagai penjual Ketoprak ternyata memang mas-mas ini penjual Ketoprak.

Saya memutuskan untuk memesan 2 bungkus untuk dibawa ke kantor. 'Prosesi' penyajiannya mengingatkan saya kembali waktu sekitar tahun 1999 sempat 'nyasar' di Jakarta selama setahun. Ketoprak sepat menjadi 'menu utama' sarapan hampir setiap hari yang kadang diselingi dengan Lontong Sayur, Nasi Uduk, atau Gado-Gado. Penyajiannya-pun mirip dengan 'Jakarta punya' dan rasanya patut mendapat acungan dua jempol.

Akhirnya Ketoprak 2 bungkus dengan bumbu terpisah saya bawa ke kantor untuk dinikmati di sana. Total 'kerusakan' untuk 2 bungkus Ketoprak hanya 7K saja.

Kalo di Jakarta sekarang berapa ya harga Ketoprak per porsi?
Jadi sekarang tinggal Gado-Gado yang bikin saya penasaran. Karena selama saya di Surabaya tidak pernah menemukan Gado-Gado seperti yang dijual di wilayah JABODETABEK. Gado-Gadoyang dijual di Surabaya kebanyakan adalah 'Gado-Gado siram'. Saus kacang yang disira ke racikan gado-gadonya.

Ketoprak mas....

SOTO AMBENGAN

Sebagai warga pendatang di Surabaya, sudah pasti salah satu hal yang wajib untuk dikenal adalah makanan yang ada dan sering menjadi 'ikon' diSurabaya dan sekitar.

Saya tinggal di pinggir kota Surabaya dan sudah sejak tahun 80-an mengenal salah satu jenis makanan khas Surabaya yaitu Soto Ayam. Soto Ayam yang hadir di Surabaya tampil dengan beraneka ragam nama. Ada yang memberinya nama Soto Ayam Lamongan dan salah satu yang paling identik dengan Surabaya adalah Soto Ambengan.

Sekitar tahun 1988 saya mulai diperkenalkan dengan Soto Ambengan. Apabila diamati memang tidak berbeda jauh rasa dan bentuknya dengan Soto Ayam Lamongan. Salah satu penjual Soto Ambengan yang paling dikenal di Surabaya adalah pak Sadi yang memang membuka gerainya di Jl. Ambengan Surabaya.

Saat ini saya menemui beberapa tempat baru yang membuka gerai dengan nama Soto Ambengan meskipun tanpa embel-embel nama pak Sadi di belakangnya.

Sebagai warga pendatang di Surabaya, sudah pasti salah satu hal yang wajibuntuk dikenal adalah makanan yang ada dan sering menjadi 'ikon' di Surabaya dan sekitar.

Saya tinggal di pinggir kota Surabaya dan sudah sejak tahun 80-an mengenal salah satu jenis makanan khas Surabaya yaitu Soto Ayam. Soto Ayam yanghadir di Surabaya tampil dengan beraneka ragam nama. Ada yang memberinya nama Soto Ayam Lamongan dan salah satu yang paling identik dengan Surabaya adalah Soto Ambengan.

Sekitar tahun 1988 saya mulai diperkenalkan dengan Soto Ambengan. Apabila diamati memang tidak berbeda jauh rasa dan bentuknya dengan Soto Ayam Lamongan.

Salah satu penjual Soto Ambengan yang paling dikenal di Surabaya adalah pak Sadi yang memang membuka gerainya di Jl. Ambengan Surabaya.

Saat ini saya menemui beberapa tempat baru yang membuka gerai dengan nama Soto Ambengan meskipun tanpa embel-embel nama pak Sadi di belakangnya.

Menurut Bapak Herianto Pribadi [rekan Jalansutra] soto Ambengan sebenarnya adalah "branding" Soto Ayam Lamongan karena terkenalnya Soto pak Sadi.

Ini hampir sama dengan "branding" Soto Sulung untuk Soto Madura jerohan yang dijajakan di Jalan Sulung.

Konon cerita pak Sadi mulai menjual sotonya sejak akhir th 60-an, mulai dari bakul pikulan lalu tahun 70-an menyewa tempat di Jl Ambengan pojokan dengan Jl. Jaksa Agung Suprapto. Awal tahun 80-an pindah lagi ke lokasi saat ini yaitu di Jl Ambengan dekat Jl. Seruni.

Diferensiasi pak Sadi dibanding soto Lamongan lainnya saat itu dilakukan dengan :

  1. Menggunakan koya yang unik, heavy dengan bawang putih goreng dibanding dengan kerupuk udang sehingga mencuatkan rasa gurih, asin dan pahit yang membuat kecanduan.
  2. Menawarkan pilihan mix-match bagian-bagian ayam, misal : brutu, ati, ampela, rongkong, kulit, telur muda, daging putih dan daging coklat.
  3. Kuah yang lebih kental dan cenderung 'machtig' karena dia mencampurkan bagian kuah yang berminyak di permukaan panci ke setiap mangkok soto.

Karena suksesnya (pada tahun 70 akhir Pak Sadi adalah salah satu pembeli Mercy Tiger pertama di Surabaya), banyak pedagang Soto yang mengikuti genre-nya, satu dekat sekolah di Jl. Ambengan pojokan Jl. Kusuma Bangsa.

Yang lain Soto Ambengan cak Soleh yang buka beberapa cabang di Jakarta. Sekarang makin banyak yang mengikuti nama Soto Ambengan tanpa harus berdiam di Jl. Ambengan karena nama tersebut tidak dipatenkan. Pak Sadi akhirnya menciptakan plang khusus dengan fotonya untuk memastikan bahwa cabang tersebut otentik.

Salam SOTO....

Jumat, April 25, 2008

Hidup ini Ujian

Pada hakekatnya hidup ini adalah ujian. Kadang orang mengira ia diuji ketika ia mengalami kekurangan, keterpurukan, kesialan, ataupun halangan dalam hidupnya.

Ketika orang diberikan kenikmatan, ia lupa bahwa sebenarnya ia juga sedang diuji. Dalam kenikmatan yang sering bersifat anestetic [membius] cenderung akan membuat orang lupa. Bahkan akan melupakan segalanya, termasuk hakekat hidupnya di dunia.

Tuhan menciptakan ujian sebagai sarana untuk melihat kualitas iman seseorang. Orang yang berada dalam kekurangan dan kemalangan akan lebih cenderung dekat dengan Alloh dan ia akan merasakan bahwa hidupnya sedang diuji oleh Alloh.

Orang yang berada dalam kemewahan hidup akan cenderung lupa. Bahkan juga akan lupa dengan sekitarnya.

Hidup adalah ujian, maka persiapkanlah diri kita untuk menghadapi ujian itu agar dapat lulus dengan nilai yang memuaskan di mata sesama manusia dan di jalan Alloh.

Semoga...

Memulai dengannya

Ketika keinginan dan hasrat muncul, maka segeralah untuk memulainya. Hasrat dan keinginan kadang muncul dengan tiba-tiba.

Jangan sia-siakan kedatangannya, jangan tunda lagi
Mungkin dia tak akan kembali

Hidup tanpa hasrat apa gunanya

Ketika hasrat dan keinginan ada...